MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Imam Nurwahid mengatakan, pengembangan food estate di wilayah Yogyakarta terus dioptimalkan guna memenuhi kebutuhan pangan, mendukung upaya penanganan stunting, dan untuk objek pariwisata.
“Optimalisasi fungsi lumbung pangan ini dilakukan karena memang dimungkinkan untuk mengembangkan pemanfaatan lain dari food estate. Tidak hanya untuk pemenuhan pangan tetapi juga ada fungsi lain yang bisa dimanfaatkan,” kata Imam Nurwahid, Senin, 26 April 2021.
Imam mengungkapkan, program food estate di Yogyakarta ini berbeda dengan daerah lain. Di mana umumnya food estate memiliki lahan luas, di Yogyakarta, kata Imam, program food estate menyesuaikan dengan kondisi di wilayah tersebut dan dengan kearifan lokal.
Tahun 2019, terdapat 93 kampung sayur dan 32 lorong sayur di wilayah Yogyakarta. Angka tersebut meningkat menjadi 111 kampung dan 52 lorong sayur setahun kemudian.
Bukan hanya itu, Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki program Lumbung Pangan Mataram. Di mana terdapat enam kelurahan, di antaranya: Kelurahan Suryodiningratan, Kricak, Kadipaten, Bausasran, Purbayan, dan Karangwaru.
“Lumbung pangan dan kampung sayur tersebut menghasilkan produk makanan yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, sayuran, dan protein yang berimbang yang bisa dimanfaatkan masyarakat di wilayah itu,” ucapnya.
Imam mengatakan, seluruh kampung sayur, lorong sayur, dan lumbung pangan di Yogyakarta mampu berproduksi dan menanam produk dengan rutin. Sementara untuk sektor pariwisata, kata Imam, beberapa lokasi Lumbung Pangan Mataram mulai dikembangkan, seperti di daerah Purba Asri yang berada di Kelurahan Purbayan Kotagede.
Di lokasi tersebut bahkan terdapat artefak berupa bangunan Jawa kuno yang masih asli dan terpelihara yang dikembangkan menjadi Kopi Lumbung Mataram. Di lokasi tersebut juga dipertahankan tanaman jati yang daunnya digunakan untuk bungkus atau sajian Sego Lumbung Mataram.
Hal serupa juga coba dikembangkan di daerah Lumbung Pangan Mataram Markisa yang berada di Kelurahan Karangwaru Tegalrejo, Yogyakarta. Di mana di lokasi tersebut dikembangkan pondok makan sambil menikmati suasana Sungai Buntung.
“Banyak yang kegiatan budaya yang menarik yang bisa disinergikan dengan keberadaan Lumbung Pangan Mataram hingga kampung sayur,” sambungnya.
Meski memiliki keunggulan, yakni sektor pariwisata, Imam menambahkan bahwa fokus utama dari food estate di wilayah Yogyakarta adalah kegiatan pertanian. Sementara keuntungan lain hanyalah sebagai pendukung yang menurutnya akan terus berkembang apabila terus dioptimalkan.