Hentikan Kebrutalan KSP Dengan Memutus Dendam

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Untuk menghentikan gangguan keamanan yang dilakukan Kelompok Separatis Papua (KSP) beberapa minggu belakangan, jangan diteruskan menggunakan operasi militer tetapi pendekatan adat untuk memutus dendam.

Saran dari Ketua Gugus Tugas Papua Universitas Gajah Mada (UGM), Bambang Purwoko, itu diterima Mata Indonesia News, Rabu 21 April 2021.

“Tindakan kriminal oleh kelompok bersenjata bisa memiliki berbagai motif. Selain motif balas dendam, tindakan itu juga bisa didorong oleh alasan finansial untuk mendapatkan tebusan atau upaya untuk memperkuat jaringan kelompok mereka dengan membunuh dan merampas senjata dari aparat TNI-Polri,” ujar Bambang.

Maka, pendekatan sosial budaya diperlukan untuk menangani KSP yang masih menjadi teror di sejumlah wilayah di Papua.

Pendekatan itu diperlukan khususnya untuk kelompok bersenjata yang memiliki dendam masa lalu karena keluarga mereka menjadi korban operasi TNI-Polri.

Dia mengusulkan Menkopolhukam segera memanggil para bupati di wilayah terjadinya gangguan keamanan tersebut seperti Puncak, Puncak Jaya, Nduga, dan Intan Jaya untuk melakukan koordinasi penanganan masalah keamanan daerah.

Selain itu, hars dilakukan kerja sama dengan kementerian lain yang terkait termasuk Kantor Staf Presiden.

Fenomena yang terjadi sebelumnya, menurut Bambang, tidak menutup kemungkinan kelompok-kelompok bersenjata tersebut juga dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk kepentingan politik mereka seperti akibat kegagalan pada kontestasi politik di tingkat lokal. Dalam kasus Kabupaten Puncak, hal seperti ini pernah terjadi pada tahun 2011 – 2012.

Meski demikian, motif dari serangan yang dilakukan salah satu atau beberapa kelompok bersenjata dalam beberapa minggu terakhir di Kabupaten Puncak menurutnya tidak terlalu jelas.

Dari sasaran pembunuhan dan pembakaran yang mencakup guru-guru, pelajar, warga pendatang, serta rumah kepala suku, terlihat bahwa tindakan yang dilakukan bukan semata-mata politis, namun mengarah kepada perilaku brutal dan kejam untuk mengacaukan kondisi keamanan. Tindakan brutal ini justru memicu kecaman terhadap KKB ataupun TPN/OPM.

Perilaku tersebut juga menimbulkan kegeraman dari masyarakat setempat yang kemudian bertekad bersatu melawan KSP ataupun TPN/OPM yang jelas-jelas sudah mengganggu masyarakat.

Penyelesaian jangka panjang adalah melalui pembangunan pendidikan masyarakat setempat terutama untuk anak-anak muda yang bersimpati dan bergabung dalam kelompok bersenjata untuk dapat kembali bersekolah.

Pendidikan yang baik tidak boleh diabaikan oleh pemerintah daerah dan anak-anak yang sudah lulus sekolah atau yang tidak sekolah bisa diberi akses pekerjaan oleh Pemda, misalnya dengan menjadi anggota Satpol PP atau posisi pekerjaan lainnya seperti aparat keamanan kampung

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BEM Nusantara DIY Gelar Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara DIY melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Titik Nol Yogyakarta pada Rabu, 1 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini