Pengamat: KSP Selalu Mengganggu Masyarakat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta menegaskan bahwa sejumlah penyerangan yang dilakukan kelompok separatis Papua (KSP) terhadap masyarakat sipil merupakan upaya untuk menujukkan eksistensinya.

”Banyak faktor, selain faktor kekurangan logistik, mereka memang tidak ada kerjaan selain mengganggu masyarakat. Kebutuhan logistik dan eksistensinya dipenuhi dengan cara melakukan aksi kekerasan terhadap warga,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Rabu 21 April 2021.

Hal ini tidak lepas dari aksi kekerasan yang dilakukan KSP secara membabi buta yang menyasar warga sipil akhir-akhir ini. Mulai dari penembakan dua guru yang bernama Oktovianus Rayo dan Yonatan Randen di Beoga.

Kemudian, aksi teror terus terjadi yang ditandai dengan KSP yang menembak mati seorang pengemudi ojek di Kampung Eromaga, Distrik Omukia. Terakhir, kelompok ini juga menembak tewas anak SMA di Distrik Ilaga dan menganiaya pedagang bakso keliling di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Atas peristiwa ini, Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri dan jajarannya terus memburu KSP.

“Saat ini personel gabungan masih melakukan pengejaran terhadap kelompok separatis Papua,” kata Irjen Mathius Fakhiri.

Sementara itu, Fakhiri mengungkapkan pihaknya mendapatkan informasi bahwa KSP berasal dari berbagai wilayah di pegunungan Papua mendapatkan perintah dari pimpinan KSP Lek Gakak Telenggen untuk berkumpul di Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak.

“Rombongan yang dari Beoga itu juga mau berkumpul ke Ilaga. Tapi, mengapa mereka melakukan hal-hal yang melewati batas perikemanusiaan dengan menembaki guru-guru yang bertugas di sana,” kata Fakhiri.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BEM Nusantara DIY Gelar Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara DIY melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Titik Nol Yogyakarta pada Rabu, 1 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini