Home Kisah Inilah Firaun yang Ditenggelamkan di Laut Merah

Inilah Firaun yang Ditenggelamkan di Laut Merah

6
28626
Jasad Firaun Merneptah yang tenggelam di laut Merah pada masa Nabi Musa AS (AP)
Jasad Firaun Merneptah yang tenggelam di laut Merah pada masa Nabi Musa AS (AP)

MATA INDONESIA, KAIRO – Firaun yang ditenggelamkan di Laut Merah bukanlah Ramses II, melainkan putranya, Merneptah atau Minephtah.

Dikutip dari Reuters, seperti yang diketahui, Firaun merupakan gelar untuk tokoh masyarakat yang mendedikasikan hidupnya dalam pertumbuhan dan perkembangan Mesir Kuno. Namun, tak sedikit Firaun yang dikenal berperan penting bagi negara juga bersifat pendendam dan sangat keji.

Dalam Al Quran disebutkan bahwa Firaun adalah musuh besar Nabi Musa AS. Firaun ini menyerang dan membunuhi orang-orang Yahudi di Mesir yang membuat Nabi Musa membawa kaumnya untuk keluar dari Mesir.

Saat membawa kaumnya ini, Nabi Musa AS dikejar oleh Firaun hingga ke tepi Laut Merah. Atas izin Allah SWT, laut pun terbelah dan Nabi Musa dan kaumnya bisa melepaskan diri dari kejaran Firaun.

Firaun terus mengejar Nabi Musa. Namun sesampainya di Laut Merah, Allah SWT menutup laut tersebut hingga Firaun dan pasukannya tenggelam.

Nah, siapa sebenarnya Firaun di zaman Nabi Musa ini?

Pada masa Nabi Musa hidup terdapat Firaun yang yang berkuasa bernama Minephtah atau Merneptah yang memerintah pada 1232 SM-1224 SM. Mineptah merupakan putra dari Ramses II.

Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa Firaun yang ditenggelamkan itu adalah Ramses II. Ternyata, Firaun yang ditenggelamkan itu ialah sang anak, Minephtah. Minephtah dikenal dengan sifatnya pendendam, sangat keji, menentang Nabi Musa serta mengaku sebagai Tuhan.

Sedangkan sang ayah, Ramses II merupakan raja yang baik. Ia memerintahkan rakyatnya untuk selalu berbuat adil. Ramses II di masa pemerintahannya berkuasa selama 68 tahun pada 1304 SM-1237 SM.

Setelah ditenggelamkan Nabi Musa, jasad Firaun Minephtah ditemukan oleh warga Mesir di pinggir pantai Laut Merah. Kemudian, warga Mesir mengawetkan jasad tersebut menggunakan balsem dan sekarang jasad tersebut dapat dilihat di Museum Kairo, Mesir yang sebelumnya dipindahkan dari Perancis.

Reporter : Rama Kresna Pryawan