Bikin Animasi Intoleransi, Dua Mahasiswa ITS Juarai Convey Day 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dua mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil memenangkan juara 1 Kompetisi Online Animasi dia cara tahunan CONVEY DAY 2021. Itu adalah kompetisi untuk membangun toleransi dan perdamaian di bidang pendidikan maupun keagamaan.

Kedua mahasiswa itu adalah Naufal Afthony, mahasiswa desain interior dan Arfita Vania Dewi, mahasiswa Departemen Desain Produk Industri ITS yang membuat video animasi untuk mengedukasi masyarakat termasuk mahasiswa tentang pentingnya toleransi antarsesama.

“Kita harus ingat bahwa persatuan merupakan salah satu nilai Pancasila yang kita junjung tinggi,” ujar Naufal yang ditunjuk sebagai ketua tim animasi tersebut.

Melalui video animasi ini, Naufal juga ingin masyarakat memperhatikan kembali nilai Iman Imun dan Aman. Sebab, intoleransi tidak hanya sebatas isu sosial, namun erat kaitannya juga dengan kesehatan.

Ia menyontohkan, meskipun aktivitas beribadah meningkat, sebaiknya di masa pandemi Covid19 ini umat beragama beribadah di rumah masing-masing, atau setidaknya mematuhi protokol kesehatan.

Menurutnya, kelalaian menerapkan protokol kesehatan juga bentuk intoleransi, sebab dapat membahayakan orang lain.

Melengkapi keterangan Naufal, Arfita Vania Dewi mengungkapkan untuk menghasilkan video juara itu, setelah melakukan beberapa riset.

Salah satu yang utama bersumber dari buku-buku terbitan CONVEY Indonesia, sebuah gerakan kerja sama antara United Nations Development Program (UNDP) Indonesia, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, dan lembaga mitra lainnya dalam mengentaskan masalah intoleransi dan radikalisme di Indonesia.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Pilkada Damai, Masyarakat Harus Lebih Bijak Gunakan Media Sosial

Jakarta - Masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang Damai. Pusat Riset Politik...
- Advertisement -

Baca berita yang ini