MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengungkapkan, sekitar 96 WNI yang berada di Myanmar akan kembali ke Tanah Air selama periode Maret.
“Kami mengimbau kepada WNI di Myanmar, apabila tidak memiliki kepentingan essential, sebaiknya untuk mempertimbangkan pulang ke Indonesia. Karena saat ini, akses penerbangan internasional di Myanmar masih tersedia. Dan hingga saat ini, 96 WNI sudah melapor akan kembali ke Indonesia selama Maret,” kata Judha Nugraha, kepada Mata Indonesia News.
Sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada awal Februari, Myanmar terjebak dalam konflik. Di mana mayoritas warga Myanmar mendesak junta militer untuk menyerahkan jabatan dan membebaskan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi beserta sejumlah pejabat yang ditangkap.
Aksi demonstrasi terus berlangsung dan memenuhi setiap sudut negeri. Massa anti-kudeta bahkan sudah menyerahkan nyawa mereka demi terciptanya demokrasi di negeri tercinta.
Sementara aparat keamanan tanpa segan menggunakan kekerasan dan senjata demi membubarkan aksi unjuk rasa. Berdasarkan laporan Asosiasi Bantuan untuk Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) lebih dari 300 nyawa melayang di tangan aparat keamanan.
Meski demikian, sejauh ini tak ada satu pun WNI di Myanmar yang melapor mengalami tindakan kekerasan. Judha menegaskan, KBRI Yangon aktif memberikan kabar terbaru mengenai situasi dan kondisi WNI di negara yang saat ini dipimpin oleh Panglima Angkatan Bersenjata, Min Saung Hlaing
“Sejak kudeta militer 1 Februari, kami di Kementerian pusat maupun KBRI di Yangon selalu memantau kondisi day to day. Meski banyak aksi demonstrasi terjadi di sana, kami dapat sampaikan bahwa situasi keamanan dan kondisi warga Indonesia yang ada di sana masih relatif aman,” tuturnya.
“Kemudian tidak ada serangan yang ditujukan langsung kepada warga negara Indonesia. Namun, bukan berarti kami lantas lengah. Kami tetap melakukan langkah-langkah antisipasi jika terjadi eskalasi, kami sudah memberikan imbauan kepada WNI di sana untuk stay at home, tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak, persiapan logistik hingga dua pekan ke depan,” jelas Judha.
Judha menambahkan, WNI di Myanmar juga diimbau untuk aktif memberi kabar kepada KBRI. Dan bila situasi dan kondisi sudah tidak lagi aman dan nyaman dan aman, maka WNI bisa menuju Sekolah Indonesia di Kota Yangon yang saat ini dijadikan sebagai shelter.