Terungkap, Penolak Vaksin Covid19 adalah Perempuan Muslim Pedesaan Pendukung Prabowo-Sandi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Program vaksinasi untuk menghentikan penyebaran Covid19 di Indonesia tampaknya akan menghadapi kendala seperti terrekam pada survei yang dilakukan Lembaga Indikator pimpinan Buhanuddin Muhtadi awal Februari 2021.

Survei pada periode 1-3 Februari tersebut menggunakan kontak telepon kepada responden dengan sampel 1.200 yang dipilih acak menggunakan metode simple random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil yang dirilis melalui laman indikator.co.id menunjukkan mereka yang enggan mengikuti vaksinasi umumnya berusia muda antara 22-25 tahun dan berpendidikan SLTP.

Dari jenis kelaminnya, kebanyakan penolak vaksin adalah perempuan, kalangan muslim, orang pedesaan, kelompok pendidikan dan pendapatan yang semakin rendah.

Jika dilihat dari basis partisan saat Pemilihan Presiden 2019, Indikator menemukan basis pendukung Prabowo-Sandi lebih rendah kesediannya divaksin.

Maka, Indikator menganjurkan pemerintah harus bisa menangkis isu yang membuat publik ragu terhadap vaksinasi dengan menyatakan Vaksin Covid19 dari Sinovac efektif dengan efek samping yang minim, halal dan gratis.

Jika hal tersebut tidak bisa dipastikan, harus ada penjelasan yang lebih
menentramkan publik.

Hasil survei lengkap bisa disimak di link berikut:

https://indikator.co.id/wp-content/uploads/2021/02/Materi-Rilis-Indikator-Feb_21-02-2021.pdf

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini