MATA INDONESIA, JAKARTA – Kehidupan Adriano Leite saat ini tak lagi bergemilang harta dan kemewahan. Kecanduannya terhadap alkohol dan kehidupan malam membuat hidupnya kini teramat memprihatikan.
Sebenarnya pada Januari 2016 lalu ia masih bermain di Miami United. Namun, kariernya hanya berlangsung empat bulan. Pada Mei 2016, Miami memutus kontrak Adriano, hal tersebut membuat dirinya kesulitan mencari klub baru. Adriano pun memilih pulang ke Brasil.
Saat itu Adriano tinggal di favela, pemukiman padat di Rio de Janeiro. Di tempat tinggalnya, kehidupan Adriano semakin ngawur. Kegemarannya terhadap alkohol dan kehidupan malam semakin menjadi.
Bahkan, rumor yang berembus menyebut ia bergabung dengan salah satu kelompok kriminal di sana, Comando Vermelho. Rumor tersebut meyeruak setelah tersebar foto dirinya mengangkat senjata api jenis AK47 bersama seseorang yang dicurigai anggota geng CV.
Pada akhir 2017 lalu, Adriano sempat menyatakan keinginan kembali merumput di lapangan hijau. Flamengo menyambut baik keinginan mantan pemainnya itu. Flamengo pun bersedia membuka pintu kembali bagi Adriano, namun ia menolak tawaran tersebut.
Entah apa alasan Adriano menolak tawaran Flamengo. Padahal, kalau ia menerima pinangan tersebut, setidaknya itu bisa menjadi jalan untuk mengubah kehidupannya saat ini. Lebih dari itu, penolakan terhadap tawaran Flamengo seolah menegaskan bahwa Adriano telah menyia-nyiakan bakatnya sebagai pesepakbola bertalenta emas.
Kehidupannya yang ‘nakal’ menjadi awal petaka yang justru mematikan kariernya sebagai pesepakbola. Ia sering berpesta di klub malam. Tak hanya itu, ia mulai kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Kegemarannya menenggak alkohol dan keluar malam untuk berpesta membuat performanya menurun di lapangan. Ia sempat dipinjamkan oleh Inter Milan ke Sao Paulo.
Tujuannya agar sang pemain bisa menemukan kembali permainan terbaiknya. Tapi, itu tak berhasil. Ia malah semakin memburuk. Penurunan performa Adriano tak dipungkiri karena kecanduannya terhadap alkohol. Bukan tanpa alasan hingga akhirnya terjerumus pada lembah kelam yang membuatnya kehilangan kesempatan sebagai pesepakbola terbaik dunia.
Reporter: Afif Ardiansyah