Nah Lo, Proyektil pada Korban Kerusuhan 21-22 Mei Bukan dari Senjata Polisi

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Hasil laporan sementara korban pada kerusuhan Jakarta 21-22 Mei tidak jatuh pada arena unjuk rasa damai. Proyektil yang ditemukan pada tubuh korban kemungkinan besar bukan berasal dari senjata polisi.

Korban termasuk yang meninggal dunia terjadi di tempat para perusuh memancing emosi aparat keamanan.

Dari fakta awal yang ditemukan, seperti bekas tembakan, selongsong peluru, arah peluru, arah tembakan dan perkenaan, pemerintah bisa menduga senjata yang digunakan.

“Ada kencenderungan bukan dari senjata organik Polri. Namun saat ini Polri sedang membentuk TPF (Tim Pecari Fakta) guna mencari kebenaran,” kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Jakarta, Selasa 28 Mei 2019.

Jatuhnya korban, menurut Wiranto, diduga kuat untuk menciptakan martir. Tujuannya untuk menyulut emosi massa sehingga bisa membuat aksi yang lebih beringas dan memperbesar perlawanan terhadap pemerintah.

Setelah itu mereka direncakanan menduduki KPU, Bawaslu bahkan Istana Kepresidenan.

“Tujuan akhir akan memakzulkan Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,” kata Menko Polhukam.

Maka pemerintah memiliki kesimpulan sementara bahwa kerusuhan yang terjadi setelah unjuk rasa damai adalah sebuah aksi yang direncanakan matang untuk permakzulan itu.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini