Dokter: Vaksinasi Covid19 Gagal, Pandemi Kedua Dipastikan Muncul

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berhasilnya penularan Covid19 dihentikan tergantung keberhasilan vaksinasi menciptakan kekebalan komunal pada 70 persen penduduk. Jika tidak dipastikan pada angka itu akan terjadi pandemi kedua.

Hal itu diungkapkan ahli imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr.dr Sukamto Koesnoe SpPD dalam sebuah diskusi, Sabtu 30 Januari 2021.

Menurut dia, vaksinasi adalah cara aman bagi manusia atau masyarakat untuk memperoleh kekebalan tubuh tanpa mengalami sakit. Penyakit Covid19 ini juga bisa memberi kekebalan kepada penderitanya, tetapi dibayang-banyangi 3 persen risiko sakit berat hingga kematian.

“Jadi kita tinggal memilih mau herd immunity alami dengan membiarkan semua orang menjadi sakit tetapi punya kesempatan tiga persen untuk sakit berat dan meninggal dunia atau kita bisa melakukan vaksinasi,” ujar Sukamto.

Dia juga menegaskan terlalu banyak hoax yang membuat masyarakat Indonesia memiliki persepsi negatif terhadap vaksin dari Sinovac yang sekarang kita gunakan.

Padahal, vaksin itu sudah melalui uji keamanan dan khasiatnya meningkatkan anti bodi manusia di uji klinis tahap satu dan dua. Jika di kedua uji klinis itu mengalami kejadian luar biasa dipastikan Sinovac tidak akan memberikan Indonesia dan sejumlah negara melakukan uji klinis tahap 3.

Pada uji klinis tahap tiga pun, terutama di Indonesia, kecederungannya memberikan khasiat yang baik yaitu meningkatnya antibodi manusia.

Hanya saja yang masih diteliti adalah apakah antibodi itu bisa bertahan lebih dari satu tahun atau menetap. Namun, hal tersebut tampaknya bukan persoalan sulit, karena kita bisa melakukan vaksinasi lebih dari dua kali sampai virus tersebut benar-benar hilang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini