MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Ratusan migran asal Honduras yang tengah berusaha mencapai Amerika Serikat terjebak di Guatemala. Mirisnya, ratusan migran ini mengalami kelaparan, termasuk mereka anak-anak, wanita hamil, bahkan bayi.
“Kami kelaparan,” kata seorang ibu asal Honduras yang membawa putranya berusia 15 tahun, putrinya 9 tahun, dan keponakannya yang berusia 4 tahun, melansir Reuters.
“Yang kami miliki hanyalah air dan beberapa kue,” sambung perempuan tersebut tanpa menyebutkan namanya.
Para migran harus bermalam di jalan raya di Guatemala timur, setelah pasukan keamanan domestic menggunakan tongkat dan gas air mata untuk menghentikan rombongan migran yang hendak mengadu nasib di Negeri Paman Sam.
Sebanyak 8 ribu migran, termasuk keluarga dengan anak kecil, telah memasuki Guatemala sejak Jumat (15/1), kata pihak berwenang. Mereka melarikan diri dari kemiskinan dan pelanggaran hukum di wilayah yang digundang dua badai dashyat, Iota dan Eta pada November tahun lalu, juga pandemi mematikan bernama virus corona.
Otoritas Guatemala mengatakan mereka telah mengirim ratusan migran kembali ke Honduras. Seorang saksi mata Reuters mengungkapkan sekitar 2 ribu migran masih berkemah di jalan raya dekat desa Vado Hondo sekitar 55 km dari perbatasan Honduras dan El Salvador, usai bentrok dengan pasukan keamanan Guatemala pada Minggu (17/1).
“Tidak ada makanan atau air, sementara ada banyak anak, wanita hamil, serta bayi. Dan mereka tidak membiarkan mereka lewat,” kata seorang warga Honduras bernama Pedro.
Sementara sejumlah migran lain melarikan diri ke perbukitan untuk melanjutkan perjalanan ke perbatasan Meksiko, di mana pemerintah telah mengerahkan polisi dan pasukan Garda Nasional.
“Kami lari ke pegunungan karena saya bepergian dengan anak saya yang berusia satu tahun,” kata Diany Deras, migran asal Honduras lainnya.
Guatemala, sebuah negara di mana rombongan migran dari sejumlah negara di wilayah Amerika Tengah berkumpul. Mereka berharap dapat menyeberang ke Meksiko dan kemudian ke tempat tujuan mereka, Amerika Serikat.