Mitos & Misteri Gunung Lawu

Baca Juga

MATAI NDONESIA, JAKARTA – Bila Anda seorang pecinta alam dan gemar mendaki gunung, pasti tidak asing dengan nama Gunung lawu. Gunung yang kawasannya terletak di perbatasan antara Karanganyar, Jawa Tengah dengan Magetan, Jawa Timur ini berketinggian 3.265 Meter dari permukaan laut.

Gunung Lawu ini merupakan gunung api yang sudah lama tidak aktif dan terkenal sebagai  jalur pendakian favorit bagi para pendaki. Jalurnya yang lumayan suit dilalui, membuat para pendaki penasaran untuk menjelajahinya.

Mashyur akan keindahan alamnya, Gunung Lawu juga dikenal angker serta  menyimpan mitos misteri yang banyak dialami banyak pendaki saat menuju ke puncak gunung tersebut. Penasaran? Berikut kisahnya.

  1. Mitos tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau

Tidak hanya di Pantai Selatan saja, ternyata di Gunung Lawu juga tidak dianjurkan memakai pakaian berwarna hijau. Masyarakat setempat percaya bahwa memakai baju hijau merupakan sebuah penghinaan bagi penghuni gunung. Jika ada yang tetap memakai pakaian berwarna hijau, katanya pasti diganggu dengan suara delman.

  1. Suara tangisan kesakitan dan rintihan napas

Tak hanya suara delman, suara-suara tidak berwujud seringkali terdengar di telinga para pendaki, seperti suara seorang wanita menangis dan suara rintihan napas dari berbagai arah juga kerap didengar sehingga membuat para pendaki kebingungan.

  1. Perubahan suhu dingin secara tiba-tiba

Kejadian yang aneh tak sampai situ saja. Seorang pendaki mengaku bila di Gunung Lawu pada saat malam hari menunjukan suhu 16 derajat Celsius. Namun, dirinya tidak merasakan kedinginan, ia justru merasakan kegerahan.

Bahkan dirinya sesumbar diiringi canda pada temannya bahwa tenda yang ia miliki mampu menahan dinginnnya malam. Akan tetapi, setelah mengucap candaan tersebut, seketika ia langsung merasakan kedinginan.

  1. Burung jelmaan Kyai Jalak

Dahulu ada seorang Kyai pengikut Prabu Bhrawijaya pergi ke sebuah dataran tinggi untuk menjalankan amanat raja. Dataran tinggi itu di namakan Gunung Lawu dan dipercaya masih menjadi tempat tinggal Kyai Jalak.

Kyai Jalak sendiri mempunyai ilmu yang amat sakti dan bisa berubah menjadi seekor burung, yang kini diberi nama burung Jalak oleh masyarakat setempat. Konon, burung Jalak jelmaan kyai sakti itu hanya akan menampakan dirinya pada pendaki yang bertujuan dan berakhlak baik.

Bagi mereka yang tidak taat peraturan dan meremehkan tradisi Jawa, semuanya akan terkena nasib nahas. So, bagi kamu yang ingin mendaki Gunung Lawu, pastikan hati kamu bersih ya!

  1. Pasar Setan

Salah satu peringatan sebelum mendaki Gunung Lawu, yaitu para pendaki biasanya mendapatkan wejangan dari sang guru kunci yaitu menolak tawaran barang yang dijual di lereng gunung.

Apabila ada seseorang yang mendekati dan menawarkan buah untuk dijual, pastikan ditolak ya! Sebab kemungkinan besar yang menawarkan itu bukan seorang manusia. melainkan para penghuni Gunung Lawu yang menempati pasar gaib atau pasar setan.

  1. Mitos Gunung Lawu punya nyawa

Semua orang kiranya tahu bahwa gunung tidak memiliki nyawa. Namun, beda ceritanya dengan Gunung Lawu. Gunung tiga puncak ini dipercaya bisa mendengar setiap kata yang dilontarkan semua orang di sekitarnya.

Barang siapa yang berkata kasar atau tidak sopan, maka mereka akan mendapatkan balasan di akhir perjalanan. Terlepas kepercayaan kita pada mitos ini, semua orang yang berkunjung ke Gunung Lawu merupakan seorang tamu. Dan sebagai seorang tamu, sudah seharusnya kita menjaga tata bahasa yang baik dan benar.

 

Reporter : Nur Hidayat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

SEMA PTKIN Se-Indonesia Tolak Wacana Pilkada Dipilih oleh DPRD

Mata Indonesia, Yogyakarta - SEMA PTKIN (Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yang merupakan Aliansi Mahsiswa dari berbagai kampus Islam Negeri seperti UIN, IAIN, STAIN dan STAI secara tegas menolak wacana yang menyarankan agar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 19 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini