MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak masyarakat Indonesia yang menyangsikan vaksin Covid19, padahal menurut pakar imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan program penanganan vaksin hingga digunakan untuk melakukan vaksinasi.
Dalam wawancaranya dengan juru bicara Satgas Penanganan Covid19, dr Reisa Brotoasmoro, Elizabeth mengungkapkan sebelum disuntikkan kepada warga Indonesia, setiap vaksin melalui prosedur yang aman.
Sebelum masuk ke jaringan distribusi, setiap produk vaksin harus diproduksi massal di PT Bio Farma.
Produksi itu dilakukan Bio Farma setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan memberi izin edar.
Setelah itu, Bio Farma akan mengirim ke depo-depo vaksin yang sudah ada di setiap provinsi.
Bio Farma mendistribusikan produk vaksin dengan armada khusus yang mampu menjaga suhu ideal yakni 2-8 derajat Celcius.
Seluruh provinsi di Indonesia pun telah memiliki jejaring cold chain yang memadai. Cold chain atau rantai dingin ini termasuk ketersediaan fasilitas lemari es khusus untuk penyimpanan vaksin.
Lemari es yang besar sekali itu bisa menyimpan vaksin untuk jangka 3-6 bulan yang secara bertahap akan dikirim ke kabupaten, dari kabupaten terus turun ke bawah, sampai ke puskesmas maupun rumah sakit.
Saat mengantar hingga puskesmas atau ke tujuan akhir akan diantar menggunakan vaccine carrier.
Vaccine carrier dapat mempertahankan suhu vaksin 2-8 derajat celcius. Waktu vaksin dikeluarkan dari lemari es harus cepat masuk ke dalam tempat sementara semacam boks.
Setelah diantar ke fasilitas kesehatan di daerah, harus langsung disuntikkan ke masyarakat. Elizabeth menyampaikan, vaksinasi ideal harus punya jadwal yang jelas, termasuk menentukan waktu pemberian vaksin.
Pemerintah menjamin kesiapan infrastruktur distribusi vaksin ke daerah saat vaksin Covid19 siap diproduksi.
Indonesia menurut Jane sudah memiliki pengalaman cukup panjang dalam hal manajemen distribusi vaksin, sehingga diyakini tidak akan kesulitan saat menyalurkan vaksin Covid-19 nantinya.