MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tidak tahu sebuah karya yang berjudul Laskar Pelangi? Novel terlaris sepanjang masa yang berhasil diolah menjadi film tahun 2008.
Sebagian besar orang mengetahui dan sudah melihat hasil karya tersebut. Namun siapakah penulis di balik terkenalnya novel Laskar Pelangi? Ialah Andrea Hirata, sosok di balik karya emas berjudul Laskar Pelangi.
Andrea Hinata lahir di daerah Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, 24 Oktober 1967. Novel pertamanya adalah Laskar Pelangi yang menghasilkan tiga sekuel.
Ayahnya bernama Seman Said Harunayah, sedangkan ibunya bernama NA Masturah. Andrea Hirata merupakan anak keempat yang lahir dengan nama asli Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun
Ketika masih kecil, orang tuanya mengubah namanya sebanyak tujuh kali! Menginjak remaja, kedua orang tuanya memberinya nama Andrea Hirata, lengkapnya Andrea Hirata Seman Said Harun.
Andrea Hirata lahir dan tumbuh dari keluarga miskin yang tidak jauh dari tambang timah milik pemerintah, yakni PN Timah (sekarang PT Timah Tbk). Semasa SD Andrea bersekolah di SD Muhammadiyah yang kondisinya tidak bagus, bahkan bangunannya hampir roboh.
Akan tetapi, di sinilah Andrea bertemu dengan para sahabatnya, yang kemudian ia namai Laskar Pelangi, yang berisikan 12 anggota, yakni: Ikal, Lintang, Mahar, Harun, Sahara, A Kiong, Flo, Borek, Kucai, Syahdan, Trapani, A Ling.
Usai menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas, Andrea Hirata memutuskan merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Ia akhirnya berhasil masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Setelah lulus Andrea mendapatkan beasiswa studi Master of Science di Université de Paris dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Tahun 2005 Andrea Hirata merilis novel Laskar Pelangi yang dibuat hanya dalam waktu tiga pekan. Novel Laskar Pelangi dipersembahkannya untuk Muslimah, yang merupakan guru paling istimewa, sangat dihormati, dan menjadi inspirasinya semasa menimba ilmu di SD Muhammadiyah. Bu Mus –demikian Muslimah biasa dipanggil, mengajar dengan penuh semangat meskipun muridnya hanya 11 anak.
Karena keterbatasan ekonomi keluarga Andre pada waktu itu, Bu Mus berperan penting untuk kehidupan Andrea. Bahkan saat kelas 3 SD Andrea berniat untuk menulis cerita tentang perjuangan Bu Mus. Diakui Andrea bahwa ia mengalami perubahan dalam hidupnya karena motivasi yang diberikan Bu Mus.
Beberapa karya terbaik lain Andrea Hirata di antaranya: Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Cinta di Dalam Gelas, Padang Bulan, dan Sebelas Patriot.
Dari karyanya tersebut, Andrea banyak penghargaan sebagai seorang novelis. Tiga di antaranya berasal dari luar negeri yakni BuchAwards Jerman tahun 2013, Pemenang Festival Buku New York 2013, serta penghargaan Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas Warwick pada tahun 2015.
Reporter: Tiara Arninda