Hore! CGV Adakan Promo Tiket Jika Bioskop Kembali Dibuka

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terkait PSBB yang kembali diterapkan secara transisi, memberikan angin segar pada industri hiburan di Jakarta. Salah satunya, bioskop yang tutup total sejak melonjaknya kasus penularan Covid-19.

Pelonggaran ‘rem darurat’ ini menandakan teater pertunjukan film boleh kembali dibuka dengan catatan penerapan protokol kesehatan. Hal tersebut langsung mencuri perhatian bioskop tanah air, salah satunya CGV.

Pihak CGV kabarnya akan memberikan promo tiket nonton untuk beberapa film yang sudah ditetapkan. Promo tersebut merupakan hasil kerja sama antara CGV dengan rekan bisnis mereka guna menarik minat penonton.

Namun, wacana tersebut masih dalam tahap diskusi internal. Hariman, selaku Public Relation Manager CGV Cinemas, menegaskan belum mengetahui pasti penjualan tiket dengan harga normal dan promo akan menutup biaya operasional.

Tak hanya itu, CGV pun tidak akan menaikkan harga tiket nonton meski bioskop sudah kembali beroperasi seperti biasa. Hariman mengatakan hal itu tak akan terjadi meskipun sebagai upaya antisipasi kerugian bioskop.

“Harga tiket tidak akan dinaikkan,” kata Hariman dalam sebuah pernyataan pada Senin 12 Oktober 2020.

Dalam situs resminya, CGV menjual tiket dengan harga reguler sebesar 50 ribu Rupiah untuk hari Senin sampai Kamis. Pada hari Jumat, harga tiket menjadi 60 ribu Rupiah dan pada akhir pekan dan hari libur sebesar 75 ribu Rupiah.

Saat ini, CGV masih dalam tahap mengajukan permohonan ke pemerintah untuk membuka bioskop. Jika terlaksana, mereka berencana membuka 11 bioskop di Jakarta.

Meski begitu, Pemprov DKI Jakarta menegaskan kegiatan dalam ruangan di masa PSBB Transisi ini hanya 25 persen dari kapasitas normal.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini