Bersepeda di Rumah? Yuk Coba Aplikasi Gowes Virtual Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA – Belakangan ini bersepeda kembali menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Namun di tengah tingginya angka penyebaran virus Covid-19 dan juga Pembatasan Sosial Berskla Besar (PSBB) yang kembali diberlakukan, membuat sebagian masyarakat mengalami keterbatasan untuk melakukan olahraga bersepeda di luar ruangan. Apakah ada solusi untuk tetap bisa bersepeda di tengah masa pandemik ini?

Bagi Anda yang ingin tetap bersepeda tak perlu khawatir, kini bersepeda alias gowes dapat dilakukan di rumah dengan aplikasi virtual Zwift yang tak kalah menyenangkan.

Zwift adalah sebuah aplikasi indoor cycling yang menghubungkan sepeda, speed sensor, trainer dan divices. Dirancang khusus agar olahraga bersepeda di dalam rumah tidak lagi monoton dan membosankan.

Aplikasi yang awalnya dikembangkan di California, Amerika Serikat pada tahun 2014 ini, kembali menjadi tren bersepeda virtual di beberapa negara termasuk Indonesia.

Aplikasi yang sudah diunduh oleh lebih dari 500 ribu orang ini dapat menjadi solusi terbaik untuk tetap bisa bersepeda di masa pandemik. “That’s a good application for riding, ride on.” Tulis salah satu pengguna Zwift, pada ulasan Google Play Store.

Untuk bisa terhubung langsung dengan aplikasi Zwift ada lima alat yang harus dimiliki oleh pengguna. Diantaranya Speed Sensor untuk menghitung jarak, Heart Rate yang berguna untuk memonitor frekuensi detak jantung, Power Mater sebagai alat pengukur kekuatan yang dikeluarkan saat mengayuh pedal, Cadance Sensor untuk menghitung jumlah putaran roda, Controllable yang bisa digunakan untuk menerima informasi dari Zwift.

Zwift akan memberikan pengalaman bersepeda yang seru dan menarik untuk penggunanya. Karena dengan aplikasi gowes virtual ini, pengguna bisa memilih untuk bersepeda sendiri atau berkelompok. Terdapat fitur-fitur unik di dalamnya, seperti pemilihan rute sepeda dengan jalanan bak di pegunungan atau seperti jalanan di perkotaan.

Hal menarik lainnya dari aplikasi Zwift ini adalah setiap jarak kilometer yang telah ditempuh oleh pengguna maka akan menghasilkan poin yang bisa digunakan untuk keperluan User Customization.

User Customization adalah fitur dimana pengguna dapat mengganti jersey, helm, sepeda, kacamata, dan sarung tangan yang digunakannya pada saat bermain.

Zwift hanya akan bisa beroperasi di perangkat yang sesuai dengan spesifikasi seperti IPhone, Mac/Pc, IPad, Apple TV, atau Android Beta. Koneksi jaringan internet sangat dibutuhkan ketika pengguna akan menggunakan Zwift.

Tertarik untuk menggunakan aplikasi Zwift? Tunggu dulu, Anda akan dikenakan biaya sebesar 14,99 dolar AS perbulan untuk bisa menikmati fitur-fitur yang terdapat di dalamnya. Namun jangan khawatir, Zwift memberikan penawaran free trial selama tujuh hari yang bisa digunakan coba sebelum berlangganan. Untuk mendapatkannya pengguna bisa langsung mengunduh Zwift melalui Google Play Store dan iOS.

Reporter: Miskatul Nisa Kamilah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini