MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup menguat di akhir pekan, 18 September 2020. Mengutip data Bloomberg, rupiah berada pada posisi Rp 14.735 per dolar AS atau menguat 0,66 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan mata uang garuda dibayangi oleh perombakan draft Undang-undang Bank Indonesia (BI).
“Awalnya pasar merespon negatif terhadap rencana perubahan tersebut. Namun setelah melihat draft perombakannya, pasar kembali positif dan saat ini pasar terus mengamati dan mencermati draf tersebut yang sedang di godok oleh tim Banggar DPR RI. Ini menjadi salah satu sentimen positif terhadap pasar domestik,” ujarnya, Jumat sore.
Menurut Ibrahim, para pelaku pasar terus mencerna dan menganalisa dan menaruh harapan pada draft tersebut. Di mana disebutkan dalam draft tersebut tentang perluasan tugas bank sentral untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Hal itu melalui sinergi kebijakan moneter dengan pemerintah lewat dewan ekonomi makro yang diketuai Menteri Keuangan.
“Menanggapi draft tersebut, pasar meyakini wewenang kedepan bank sentral akan lebih luas, apalagi sebelumnya Bank Indonesia sudah berperan dalam pertumbuhan ekonomi sehingga harus dilihat lagi seperti apa perluasan kewenangan yang direncanakan,” katanya.
Sementara dari luar negeri, sentimen positif bagi rupiah datang dari rilis data ketenagakerjaan AS yang dikeluarkan pada Kamis kemarin. Data itu menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal turun lebih lambat dari yang diharapkan.
Jadi, sementara ekonomi AS pulih. Hal ini mendorong Bank Sentral AS (Federal Reserve) berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol hingga akhir 2023, sambil juga meningkatkan perkiraan PDB 2020.