Quarantine Before Independent Day

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Tahun 2020 adalah tahun yang penuh harapan. Banyak hal yang saya harapkan di tahun ini karena Bulan Agustus ini saya genap berusia 17 tahun.

Tahun baru adalah momen dimana semua orang ingin menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Saya berfikir bahwa tahun ini adalah tahun dimana saya harus mengukir banyak kenangan bersama teman-teman sebelum hari kelulusan di tahun 2021. Banyak orang yang selalu menginginkan hal baru di tahun baru. Di tahun ini memang ada sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak pernah ada di tahun-tahun lalu yaitu wabah virus corona.

Pasti semua orang sudah mengetahui penyebab dari kehidupan baru #dirumahaja karena adanya virus Corona yang menyebar dimana-mana. Semua orang berharap tahun ini lebih berbahagia daripada tahun yang kemarin tetapi kebahagiaan di tahun ini hanya sebentar karena banyak kesedihan yang terjadi. Banyak keluarga yang kehilangan salah satu anggotanya, banyak orang yang tidak mendapatkan penghasilan cukup karena lockdown. Banyak yang resah saat berkomunikasi secara langsung. Banyak tempat hiburan dan taman bermain yang ditutup.

Banyak kenangan yang belum bisa kita ulang di tahun ini, karena semua area harus diamankan. Banyak yang berencana akan berlibur di awal tahun bersama keluarga besar maupun teman-teman, tetapi harus ditunda sampai virus ini benar-benar menghilang atau sudah tidak ditemukan korban. Saya tidak begitu tahu virus ini akan tersebar lewat apa, tapi yang pasti saya mematuhi peraturan untuk tetap di rumah saja, jaga jarak, memakai masker dan siap handsanitizer saat bepergian maupun di kerumunan banyak orang.

Sebelum saya menceritakan rencana kegiatan 17an, saya akan bercerita tentang kegiatan sebelum memasuki hari kemerdekaan di tengah-tengah wabah virus Corona. Apa yang saya tulis berdasarkan apa yang saya ketahui dan saya rasakan saat ini. Saya seorang pelajar yang tahun ini melaksanakan PKL di rumah saja. Tentu saya sedikit kesulitan karena melakukannya secara online, tetapi harus dipatuhi karena demi kebaikan diri sendiri dan orang disekitar kita.

Di umur seusia saya pasti semua orang lebih banyak bersosialisasi, mengunjungi tempat baru dan menemukan hal baru, tetapi di tahun ini kita melakukan itu semua secara online dengan menemukan informasi lewat media sosial maupun media lainnya.

Selama pandemi covid-19 ini semua hal yang saya lakukan di rumah sama saja meskipun hanya memperketat kebersihan diri. Apa yang saya rasakan di tengah-tengah wabah virus corona ini sangat berbeda dengan kehidupan normal sebelumnya. Perubahan ini tentu membuat saya sedikit bosan, karena semua hal yang saya lakukan harus di dalam rumah dan mengurangi bermain di luar seperti ngopi dan nonton bioskop.

Sangat berat untuk menjalankan aktifitas di tengah-tengah wabah virus Corona ini, karena kondisi ekonomi orangtua sedang tidak stabil. Saya memiliki satu adik bersekolah dasar yang saat ini melaksanakan daring. Setiap hari saya mengajari dan mencari penyelesaian dari setiap soal yang tidak bisa ia kerjakan. Kegiatan yang saya lakukan selama di rumah selalu berulang di hari esok, memang sedikit membosankan karena hanya melihat suasana yang sama dan kegiatan yang sama di setiap harinya, mengajari adik saya ternyata dapat menguji kesabaran, keikhlasan dan ketelitian. Hal tersebut membuat saya mengerti bahwa memberikan ilmu terhadap seseorang tidak semudah memberikan makanan yang sama seperti apa yang kita makan.

Terkadang salah satu anak tetangga yang melaksanakan sekolah online kurang paham dengan materi yang dishare secara online, lalu bertanya kepada saya. Dengan senang hati saya akan menjawabnya. karena saat ini tidak semua orang tua bisa memahami pembelajaran secara online, apalagi jika ada soal yang jawabannya harus dicari lewat google.

Hidup di tengah-tengah wabah virus Corona sangat berbeda dengan hidup normal seperti biasanya. Saya sebagai pelajar sangat merindukan ngobrol di sekolah, ke kantin, bercanda tawa bersama, menonton film di bioskop, jalan-jalan,dan nongkrong di warung kopi favorit bersama teman-teman. Semua orang pasti merindukan bagaimana rasanya kembali ke kehidupan normal sebelum ini, dimana hidup bebas kemanapun kita pergi tanpa takut akan terjangkit virus Corona.

Saya tinggal di perkampungan yang kanan kiri dekat dengan tetangga dan selalu bersosialisasi. Sampai saat ini saya masih berkomunikasi dengan tetangga walaupun sudah tidak sering karena semua memiliki kesibukan.

Karang taruna yang ada di kampung saya telah rapat dan memutuskan saat 17 Agustus nanti tidak ada pentas seni, gerak jalan, bazar, maupun lomba karena sampai saat ini virus corona masih belum menghilang.

Di tahun ini tepatnya di bulan agustus setelah kemerdekaan tanggal 18 nanti adalah moment yang saya nantikan, karena saya genap berusia 17 tahun. Saya ingin sekali merayakannya bersama teman-teman maupun keluarga besar tetapi terhalang oleh kondisi yang belum bisa normal. Saya berharap di umur saya yang ke 17 nanti tetap membuat saya kuat dalam menghadapi semua ujian dari Tuhan, meskipun nanti hanya dirayakan di rumah saja tetapi akan ada cerita dimana tepat di umur saya yang ke17 ini dirayakan ditengah-tengah wabah virus corona.

Penulis: Audry Kaniya Sonik

Ig: @audrykansoo
FB: @Audry Kaniya
Twitter : @audrykansoo
Youtube : @audrykansoo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kasus ISPA di Jogja Capai 485 pada Oktober 2024, Dinkes Ingatkan Masyarakat Lebih Waspada

Mata Indonesia, Yogyakarta - Peralihan cuaca dari panas ke dingin di pertengahan November ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengingatkan terhadap adanya kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang tenggorokan (faringitis). Berdasarkan data, sebanyak 485 kasus ISPA dilaporkan di seluruh puskesmas Kota Jogja hanya dalam periode 13-17 Oktober 2024 bulan kemarin.
- Advertisement -

Baca berita yang ini