MINEWS, JAKARTA – Melakukan ibadah haji atau umrah ke tanah suci tak hanya membutuhkan kesiapan dana, namun perlu diimbangi dengan kondisi fisik yang prima.
Nah, bila kondisi fisik tak mendukung, maka penyakit mudah menyerang, meskipun tengah menjalankan ibadah haji.
Untuk jemaah haji, khususnya dari Indonesia, wajib tahu sejumlah penyakit yang sering menjadi ancaman saat berada di Tanah Suci. Berikut selengkapnya:
1. Kolera
Kolera menjadi salah satu penyakit yang paling diwaspadai saat pergi berhaji. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang ada di dalam makanan dan minuman yang kurang bersih. Beberapa gejalanya adalah buang air besar encer, diare, mual, maupun muntah. Gejala ini bisa muncul pada 8–27 jam setelah terpapar bakteri penyebab kolera.
Meski kelihatan sepele, gejala kolera tetaplah dapat merenggut nyawa. Ini karena diare dan muntah-muntah akibat kolera dapat menguras cairan dan ion tubuh, sehingga tubuh mengalami kekeringan hingga akhirnya berhenti berfungsi.
2. Heatstroke
Cuaca di Tanah Suci saat ini mencapai 42-50 derajat Celcius. Terpapar panas dengan suhu tersebut, apalagi secara berkelanjutan, dapat menyebabkan kejadian heatstroke.
Heatstroke adalah suatu kelainan pada tubuh yang disebabkan oleh paparan suhu panas yang tinggi. Penyakit ini (heatstroke) memang sering terjadi saat musim haji.
Gejala heatstroke adalah demam di atas 39 derajat Celcius, denyut nadi cepat, sulit bernapas, tekanan darah meningkat atau menurun, dan gangguan kesadaran yang berujung koma. Jika tidak cepat ditangani, heastroke bisa berakibat fatal dan terjadi serangkaian komplikasi mematikan.
3. Influenza
Penyakit ini biasa dikenal dengan batuk pilek dan menyerang saluran pernapasan. Influenza bersifat akut dan gampang menular. Penyakit ini dapat menular melalui udara dan benda lain yang mengandung virus tersebut. Gejalanya adalah demam, batuk, pilek, nyeri kepala, badan lemas, pegal, dan sakit tenggorokan.
Jemaah haji berisiko tinggi mengalami penyakit influenza, apalagi jika mereka memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Risikonya akan semakin tinggi, apabila mereka memiliki penyakit kronis seperti diabetes, infeksi paru kronis, dan penyakit jantung. Lalu, lansia, pasien transplantasi organ, serta pasien dengan kekebalan tubuh rendah seperti kanker.
4. Meningitis
Salah satu syarat untuk bisa mengikuti ibadah haji adalah sudah divaksin meningitis. Hal ini diminta secara khusus oleh pemerintah Arab Saudi setiap musim haji bagi calon haji dari seluruh dunia.
Lokasi ibadah haji menjadi tempat pertemuan orang-orang dari berbagai negara di dunia, sehingga menjadi tempat yang mudah untuk penularan penyakit meningitis. Peyakit ini menginfeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang. Gejala awalnya adalah mual, muntah, ruam di kulit, panas mendadak, dan nyeri di kepala.
Untuk itu, para jemaah haji dianjurkan untuk istirahat yang cukup, hindari asap rokok, jaga jarak dengan orang yang terinfeksi, cuci tangan tiap kali beraktivitas, sebisa mungkin jangan berbagi makanan atau barang pribadi, gunakan masker dan pilih makanan yang telah dipasteurisasi.
Mengetahui adanya ancaman penyakit di atas, para calon jemaah haji sebaiknya selalu memperhatikan kondisi kesehatan dengan saksama. Jangan biarkan penyakit mengganggu ibadah yang Anda lakukan.
Jangan ragu untuk segera bergerak ke pelayanan kesehatan milik Indonesia yang ada di Tanah Suci jika merasa kondisi fisiknya kurang baik. (Krisantus de Rosari Binsasi)