MATA INDONESIA, JAKARTA-Seseorang sebelum melakukan puasa, rukunnya wajib untuk membaca niat puasa. Jika rukun itu tidak dipenuhi, maka puasa jadi tidak sah.
Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri dalam kitab Minhajul Muslim, niat puas Ramadan hendaknya dibaca sebelum memasuki waktu shalat subuh. Misalnya saja dibaca saat malam hari, setelah shalat tarawih.
Jika seseorang tidak membaca niat puasa pada malam atau sebelum fajar, maka puasa orang tersebut dianggap tidak sah.
Menurut hadits riwayat Ad-Daru Quthni dan Al- Baihaqi menjelaskan sabda Rasulullah SAW.
“Barangsiapa yang belum berniat untuk puasa di malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak ada puasa baginya,”
Sementara itu, niat puasa Ramadan tidak hanya dilafadzkan sekali saja, tapi harus dilakukan setiap hari selama bulan suci Ramadan. Berbeda dengan puasa sunnah yang bisa diucapkan saat pagi hari selama orang tersebut melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Adapun niat puasa Ramadan ialah sebagai berikut:
Nawaitu shauma jami’i shahri ramadhan hadzihis sanah taqlidan fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan tahun ini untuk memenuhi kewajiban karena Allah Ta’ala.”