MATA INDONESIA, JAKARTA – Puasa di bulan Ramadan bisa memberi manfaat sehat untuk tubuh. Bahkan berpuasa punya manfaat bagi penderita kanker.
Meski demikian, berpuasa untuk pengidap kanker perlu memperhatikan beberapa hal agar dapat memberi efek positif.
“Efek dari puasa terhadap kanker adalah meredam, jadi saat berpuasa sel kanker itu melambat proses pembentukannya sehingga proses inflamasi yang berlebihan akibat sel kanker itu bisa diredam selama berpuasa,” kata spesialis penyakit dalam Hayatun Nufus, yang juga anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“Tapi, puasa itu hanya disarankan bagi penderita kanker stadium awal, yang sudah selesai menjalani pengobatan, hingga penyintas. Proses puasa itu balik lagi ke kondisi tubuh pasien,” ujarnya.
Pasien kanker yang masih minum obat harus berkonsultasi untuk penyesuaian jadwal agar obat dapat tetap mengobati dengan efektif secara rutin.
“Penyesuaian jadwal minum obat itu harus dilakukan sebelum puasa. Misalnya, yang biasanya minum di siang hari, beberapa minggu sebelum puasa memajukan jam minum obatnya perlahan selama waktu itu berlangsung,” ucapnya.
“Dari jam 12.00 WIB, jadi jam 11.00 WIB, tiga hari kemudian jadi jam 10.00 WIB, itu disesuaikan terus hingga akhirnya berhasil minum di jam tepat untuk sahur,” ujarnya.
Catatan penting lain bagi pasien kanker selama menjalani ibadah puasa adalah memastikan nutrisi kebutuhan harian tercukupi dan seimbang sehingga manfaat berpuasa dapat maksimal.
Sementara itu, pengidap kanker dengan stadium lanjut yang sel kankernya aktif, yang tengah menjalani proses terapi seperti kemoterapi atau radioterapi, tidak disarankan berpuasa.
“Penderita kanker yang menjalani pengobatan terapi yang membutuhkan siklus berkelanjutan tidak disarankan menjalani puasa karena ia tidak makan. Hal itu bisa berisiko tinggi pada tubuh pasien,” ujar Hayatun.
Reporter: Mala Komala
