MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh kepala daerah untuk melakukan penanaman jagung serentak dalam menghadapi ancaman krisis pangan.
Imbauan ini disampaikan Mentan melalui konferensi video di Jakarta, Selasa 12 Mei 2020, sekaligus memberi tahu bahwa ancaman krisis pasca pandemi Covid-19 ini telah diprediksi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB.
“Akan hadir krisis pangan dunia dan akan datangnya kemarau panjang sesuai dengan perkiraan BMKG,” kata Syahrul.
Mentan melakukan konferensi video bersama Gubernur NTT serta 22 bupati antara lain dari Jayapura, Merauke, Tapin, Sumbawa Barat, Humbang Hasundutan, Aceh Barat Daya, Batang, Barru, Enrekang, Lingga, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Bungo, Landak, Kolaka, Belu, Batang, Bone, Bone Bolango, Pringsewu, Lingga, dan Tuban.
Dalam dialog itu, Mentan Syahrul meminta adanya lumbung pangan di tingkat provinsi dan kabupaten. Bahkan, kepala desa dan lurah diharapkan turut membangun juga lumbung desa agar ketersediaan pangan selalu tetap ada.
“Rakyat jangan buru buru menjual padinya agar ada cadangan beras di tingkat rakyat selalu tersedia,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada 2020, secara nasional Pemerintah menargetkan luas tanam padi 11,66 juta hektare dengan potensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Untuk jagung, ditargetkan seluas 4,49 juta ha, berpotensi menghasilkan 24,17 juta ton jagung pipilan kering.
Berdasarkan Kerangka Sampling Area BPS, diketahui bahwa potensi panen padi pada Mei 2020 mencapai 1,25 juta ha yang menghasilkan beras sebesar 3,43 juta ton.
Sementara potensi panen padi pada Juni 2020 mencapai 740.000 ha dengan produksi beras sebesar 1,94 juta ton. Stok beras akhir Juni 2020 diperkirakan masih mencapai 6,84 juta ton.
Untuk komoditas jagung, potensi panen pada Mei 2020 seluas 210.000 ha, yang menghasilkan pipilan kering dengan kadar air 15 persen sebanyak 980.000 ton.