MATA INDONESIA, LONDON – Sentimen anti-Islam atau Islamophobia masih eksis di banyak negara di dunia. Seorang pelajar Muslim di sebuah sekolah menengah di Kota London misalnya dipaksa sang guru untuk berhenti salat.
Ruang salat di Ark Soane Academy di Acton ditutup, memaksa para pelajar Muslim memutuskan berdoa di luar, salah satunya adalah Thaher Tarawneh. Pihak sekolah menegaskan bahwa tempatnya bukanlah sekolah agama.
Thaher dan teman-temannya akhirnya salat di taman bermain di sekolah Akademi Ark Soane. Ketika beberapa pelajar Muslim lain meninggalkan taman bermain, Thaher mengatakan bahwa seorang anggota staf dengan agresifnya menyuruhnya berhenti berdoa.
Bukan hanya itu, staf sekolah, katanya, juga mencengkeramnya dan menarik blazernya yang ia gunakan sebagai sajadah. Thaher kemudian dikirim pulang pada sore hari dan mengatakan bahwa ia dipaksa menandatangani surat pernyataan yang menurutnya penuh dengan kebohongan.
“Kami dipanggil oleh guru yang bersangkutan hari itu dan dia menjelaskan bahwa dia adalah seorang Muslim dan bahwa Thaher tidak boleh sholat di sana,” kata sang ayah, Muhammed Tarawneh, melansir MyLondon.
“Kami mencoba mendidik anak-anak kami untuk memiliki keyakinan tertentu dan tidak boleh ada anggota staf yang mencoba menantang mereka. Sepengetahuan saya, anak-anak lain melarikan diri karena mereka takut dengan teriakan anggota staf ini,” sambungnya.
“Thaher tahu untuk tidak menghentikan shalatnya kecuali ada sesuatu yang mendesak. Jadi bagi anggota staf yang menganiaya anak saya, saya tidak dapat menerima hal itu,” tuntasnya.