MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan tetap berada di zona hijau pada Selasa 4 November 2019. Sebelumnya kemarin, rupiah ditutup menguat tipis di level Rp 14.015 per dolar AS atau cuma naik 0,14 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama pun meramalkan bahwa pada hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.980 hingga Rp 14.040 per dolar AS.
Penguatan terbatas yang dialami mata uang Garuda disebabkan oleh sejumlah sentimen dari luar negeri.
Sentimen pertama adalah soal meredanya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok. Hal ini sangat diapresiasi oleh para pelaku pasar (investor) sehingga mempengaruhi apresiasi (penguatan) bagi rupiah.
“Tapi di sisi lain, minimnya data makroekonomi global yang memberikan high market impact saat ini juga mempengaruhi stagnansi dari pergerakan mata uang dolar tersebut,” ujarnya kemarin sore.
Selain kata Nafan, data pengangguran AS maupun data ISM Manufacturing PMI yang hasilnya kurang positif, ikut membuat pelemahan dolar AS semakin meningkat.
Selanjutnya dari dalam negeri, yang akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan mata uang garuda adalah sikap para pelaku pasar yang menantikan hasil dari data GDP Indonesia maupun data indeks keyakinan bisnis Indonesia, serta data ISM Non-manufacturing PMI.
“Sementara dari sisi teknikal, Nafan memproyeksikan rupiah masih akan menguat karena terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi bearish continuation (pelemahan) pada grafik nilai tukar dolar AS atas rupiah,” katanya.