WHO Sebut Kecanduan Game Akibatkan Gangguan Mental

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Ponsel saat ini menjadi media anak-anak untuk melakukan sesuatu dan terkadang sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Perlu orang tua ketahui, bahwa penggunaan ponsel secara berlebihan bisa memicu berbagai masalah kesehatan baik fisik maupun mental.

Untuk itu, orang tua harus tegas dan memikirkan dampak jangka panjang sebelum memberikan anak akses pada ponsel.

Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi memasukkan kecanduan game atau gaming disorder dalam klasifikasi gangguan mental.

Kecanduan game sendiri masuk ke dalam daftar disorders due to addictive behavior, atau penyakit yang disebabkan oleh kecanduan.

Gaming disorder adalah pola perilaku bermain game yang terus menerus atau berulang di mana seseorang kehilangan kendali atas perilaku bermain mereka.

Orang yang sudah kecanduan akan lebih mempriotaskan game daripada aktivitas atau kewajibannya meski ada konsekuensi negatif seperti gangguan pada tubuh, hubungan keluarga, kehidupan sosial, dan pekerjaan.

Sebelumnya, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Jawa Barat menerima ratusan pasien anak yang mengalami kecanduan gadget. Sub spesialis kesehatan jiwa anak dan remaja, dr Lina Budiyanti mengatakan dalam sebulan mereka bisa menangani 11-12 anak dengan usia 7-15 tahun dan jumlahnya bertambah setiap tahun.
“Pasien yang kecanduan bermain game itu, lebih mementingkan game-nya dari pada melakukan hal postif lainnya. Kalau anak-anak kan harusnya belajar tapi itu diabaikan,” ujarnya.

Beberapa pasien anak mengatakan bisa main game lebih dari 6 jam perhari. Jika tidak main game, mereka akan merasa cemas. “Cemas itu karena tidak bermain game atau game yang membuatnya cemas, seperti lingkaran setan,” katanya.

Berita Terbaru

Ketersediaan Pangan dan Harga Terjangkau Salah Satu Indikator Kesuksesan Libur Nataru

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya telah memastikan ketersediaan pangan pokok strategis serta...
- Advertisement -

Baca berita yang ini