WHO Ingatkan Jangan Percayai 15 Mitos Soal Corona Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seiring dengan merebaknya wabah virus corona Covid-19 yang kini sudah menginfeksi 102.000 di seluruh dunia, di Indonesia dan dunia juga tersebar banyak informasi sesat dan keliru dalam mengantisipasi penyebaran virus itu.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menemukan setidaknya 15 informasi sesat yang berupa mitos dalam menangani Covid-19. Pada umumnya berupa mitos yang sudah dipercaya warga setempat dan langsung disebar di dunia maya.

WHO menjelaskan dalam artikel berjudul “Corona Virus (Covid-19) Advice fot The Public: Mythbusters.” Kelimabelasnya adalah;

Mitos pertama: Udara dingin membunuh virus corona

WHO menjelaskan: Belum ada bukti ilmiah, apalagi suhu tubuh manusia tetap berkisar antara 36,5 derajat sampai dengan 37 derajat celcius di mana pun dia hidup.

Cara yang paling efektif mematikan kuman virus corona atau kuman penyakit lainnya adalah dengan mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air atau antiseptik berbahan dasar alkohol (hand sanitizer)

Mitos kedua: Mandi air panas mencegah terjangkit corona

WHO menjelaskan: Tidak. Seperti halnya udara dingin, air sepanas apapun tidak bisa mempengaruhi suhu normal tubuh manusia.

Cara terbaik tetap mencuci tangan dengan air dan sabun atau antiseptik secara rutin.

Mitos ketiga: Paket barang dari Cina ataupun negara-negara yang terjangkit wabah corona dapat menyebarkan virus corona

WHO menjelaskan: Tidak bisa. Walau virus itu dapat bertahan beberapa jam di permukaan luar dalam beberapa hari (tergantung jenis permukaan luarnya) namun sangat tidak mungkin virus dapat bertahan di permukaan luar setelah barang tersebut sudah melalui proses pemindahan dan pengangkutan. Begitu juga setelah melewati masa penyimpanan dalam kondisi cuaca dam suhu yang berbeda-beda.

Jika masih ragu dapat membersihkan permukaan paket barang menggunakan disinfektan, setelah menyentuhnya dan sekali lagi segera cuci tangan menggunakan air dan sabun atau antiseptik berbasis alkohol (hand sanitizer)

Mitos keempat: Virus corona menular melalui gigitan nyamuk

WHO Menjelaskan: Tidak bisa. Sampai saat ini tidak ada bukti medis yang menunjuklan virus corona menular melalui gigitan nyamuk.

Virus corona adalah virus yang bersarang di saluran pernapasan, sehingga penyebarannya secara umum melalui cairan pernapasan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin-bersin. Bisa juga melalui cairan lendir yang keluar dari hidung.

Untuk melindungi diri, selain mencuci tangan seperti yang dianjurkan juga disarankan hindari kontak fisik jarak dekat dengan orang yang batuk, bersin atau pilek.

Mitos kelima: Mesin pengering tangan efektif membunuh virus corona

WHO menjelaskan: Tidak. Untuk melindungi diri tetap mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau antiseptik berbahan alkohol. Setelah itu keringkan dengan handuk kertas atau mesin pengering tangan

Mitos keenam: Sinar lampu ultraviolet berfungsi sebagai disinfektan membunuh kuman virus corona

WHO menjelaskan: Tidak. Sinar ultra violet semestinya tidak digunakan untuk mensterilisasi tangan atau bagian tubuh lainnya sebab sinar UV mengakibatkan iritasi pada kulit

Mitos ketujuh: Efektifnya alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) mendeteksi orang yang terinfeksi virus corona

WHO menjelaskan: Alat pemindai suhu tubuh efektif mendeteksi orang yang mengalami gejala demam (suhu tubuh di atas normal) yang diakibatkan terinfeksi virus corona .

Namun alat tersebut tidak dapat mendeteksi virus pada orang yang sudah terinfeksi namun tidak mengalami gejala demam karena virus corona butuh 2-10 hari sebelum orang terinfeksi mengalami sakit dan demam

Mitos kedelapan: Menyemprotkan alkohol atau klorin ke seluruh tubuh untuk membunuh virus corona

WHO menjelaskan: Tidak bisa. Menyemprotkan alkohol atau klorin ke seluruh tubuh tidak akan membunuh virus yang sudah telanjur masuk ke dalam tubuh.

Menyemprotkan senyawa kimia jenis tersebut dapat membahayakan organ tubuh terbuka yang mengandung cairan seperti mulut, hidung dan mata.

Meski alkohol efektif membunuh virus corona di permukaan lapisan luar namun tetap dalam batasan yang pantas sesuai rekomendasi anjuran dokter

Mitos kesembilan: Binatang peliharaan menyebarkan virus corona

WHO menjelaskan: Sampai saat ini belum ada bukti medis menunjukkan binatang peliharaan seperti anjing, kucing dapat terinfeksi virus Covid-19.

Selalu mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau antiseptik seusai kontak dengan binatang tersebut untuk mencegah anda tertular bakteri semisal E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah dari hewan ke manusia

Mitos kesepuluh: Vaksin pneumonia dapat melindungi kita dari virus corona

WHO menjelaskan: Tidak. Vaksin anti pneumonia seperti pneumococcal vaksin dan Haemophilus Influenza type B ( Hib) vaksin tidak menyediakan perlindungan terhadap virus corona.

Virus corona sangat baru dan berbeda sehingga membutuhkan vaksin khusus tersendiri. Para peneliti sedang berupaya mengembangkan vaksin anti virus corona dan WHO mendukung penuh usaha mereka. Meski vaksin-vaksin tersebut tidak efektif terhadap virus corona, namun pemberian vaksin gangguan pernapasan sangat direkomendasikan untuk melindungi kesehatan tubuh

Mitos kesebelas: Meneteskan saline secara rutin ke hidung mencegah kita terinfeksi virus corona

WHO menjelaskan: Tidak ada bukti. Ada beberapa bukti yang menunjukkan meneteskan saline secara rutin ke hidung mempercepat pemulihan dari flu biasa, bagaimanapun meneteskan secara rutin cairan saline ke hidung tidak pernah ditunjukkan untuk mencegah infeksi pernapasan.

Mitos kedua belas: Memakan bawang putih dapat membantu mencegah infeksi virus corona

WHO menjelaskan: Bawang putih adalah makanan sehat yang memiliki kandungan anti bakteri (mikroorganisme), namun demikian, dalam konteks situasi wabah saat ini belum ada bukti memakan bawang putih dapat melindungi orang dari infeksi virus corona.

Mitos ketiga belas: Virus corona hanya menjangkit orang tua (lanjut usia) atau juga dapat menjangkit orang yang berusia lebih muda

WHO menjelaskan: Orang dari segala usia dapat terjangkit virus corona. Orang dengan usia lebih tua (lanjut usia) dan orang pengidap penyakit yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, sakit jantung) nampaknya lebih rentan mengalami dampak serius.

Selain itu, semakin memperparah penyakitnya ketika terinfeksi virus corona. WHO menganjurkan orang di segala usia untuk mengambil langkah melindungi diri dari virus , sebagai contoh dengan mengikuti panduan menjaga kebersihan tangan dan kebersihan saluran pernapasan .

Mitos keempat belas: Antibiotik efektif mencegah dan mengobati dari virus corona

WHO menjelaskan: Tidak. Antibiotik tidak bekerja melawan virus melainkan hanya terhadap bakteri. Virus corona Covid-19 adalah sejenis virus, karenanya antibiotik seharusnya tidak digunakan sebagai alat pencegahan atau pengobatan.

Akan tetapi, jika kamu dirawat di rumah sakit mungkin tetap diberikan antibiotik mengingat kemungkinan ada bakteri yang ikut menginfeksi .

Mitos kelima belas: Adakah obat-obatan yang spesifik untuk mencegah atau mengobati virus corona?

WHO menjelaskan: Sampai hari ini, belum ada obat spesifik yang direkomendasikan untuk mencegah atau mengobati infeksi virus corona (Covid-19). Namun setiap pasien yang terinfeksi akan tetap menerima penanganan dan perawatan yang sesuai guna mengurangi dan mengobati gejala-gejalanya, dan mereka dengan kondisi penyakit yang parah akan menerima perawatan paling optimal.

Beberapa upaya pengembangan penemuan obat spesifik sedang dalam penyelidikan dan akan dilakukan uji klinis terlebih dahulu. WHO membantu dan mendukung rekanpeneliti percepatan riset dalam upaya menciptakan obat spesifik virus corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini