Waspada, Usia Remaja Lebih Rentan Kecanduan Rokok

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Anak-anak dan remaja sudah sepatutnya dilindungi dari rokok karena rentan kecanduan nikotin. Hal ini dikemukakan oleh spesialis penyakit dalam dr. Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc,Sp.PD, FINASIM dari Universitas Gadjah Mada. Secara garis besar, ia mengatakan bahwa nikotin menjadi faktor utama yang membuat remaja mudah kecanduan.

“Semakin dini mulai merokok, maka akan semakin sulit untuk berhenti. Selain itu, kecanduan rokok bisa menjadi pintu gerbang untuk mencoba narkoba jenis lainnya,” kata Pandang, Selasa 1 Juni 2021.

Ia juga mengingatkan tentang bahaya paparan nikotin terhadap tumbuh kembang anak yang meliputi gangguan kecerdasan dan tingkah laku hingga mengganggu konsentrasi karena kerusakan pada korteks cerebri.

Tidak hanya merusak kesehatan diri sendiri namun rokok bisa memberikan dampak buruk bagi orang lain. Contohnya yaitu perokok pasif yang dikelilingi orang-orang perokok baik di rumah, sekolah atau tempat bermain.

Anak juga bisa menjadu perokok tangan ketiga karena menghirup racun dari asap rokok yang diembuskan perokok. Asap yang menempel dan mengontaminasi benda-benda atau tubuh ternyata bisa membahayakan.

Maka, Kementerian Kesehatan bergerak untuk mencanangkan sebanyak 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok. Hal ini tidak lepas dari prevalensi perokok pada kelompok usia anak-anak 10-18 tahun, meningkat 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 hingga 2018.

Selain itu, merokok juga menyumbang persentase angka kematian terbesar kedua di Indonesia setelah hipertensi. Hal ini juga disebabkan oleh rokok yang bisa memicu banyak penyakit tak menular seperti kanker, penyakit jantung, penyakit pernasapan hingga stroke.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini