Waspada, Kelompok Radikal Memengaruhi dengan Tafsir Intoleran

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Propaganda kelompok radikal dan teror terus dilakukan dengan narasi penuh kebencian yang bernuansa intoleran untuk memecah belah kehidupan bangsa. Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menekankan bahwa kelompok radikal mengajak publik dengan tafsiran yang cenderung intoleran.

“Radikal mengajak supaya menjadi homogen dengan tafsir intoleran, dominasi populasi atas dasar agama,” kata Islah dalam  Webinar bertema ‘Mencegah Paham Radikalisme dan Terorisme Melalui Pendidikan Multikulturalisme’ pada Jumat 12 Februari 2021.

Kaum radikal memang kerap memanfaatkan kondisi sosial masyarakat Indonesia sehingga bisa memicu tumbuhnya sikap intoleran.

Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono pernah mengemukakan bahwa ada beberapa penyebab masyarakat bisa jatuh dalam jurang intoleran. Pertama adanya kesenjangan dalam pendidkan dan ekonomi. Kedua, masifnya informasi tentang paham intoleran di media sosial. Ketiga, yaitu kondisi global yang membuat budaya ketimuran yakni toleransi semakin tergerus.

Kondisi inilah yang kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teror untuk semakin memengaruhi masyarakat.

Hal ini sangat berbahaya karena sikap intoleran merupakan fenomena awal yang bakal berkembang menjadi ideologi radikal, bahkan saat mencapai fase ini seseorang yang telah terpapar tidak segan melakukan kekerasan.

Bahkan Kepala Bidang Intelijen Densus 88 Brigjen Pol Ibnu Suhendra juga pernah menegaskan hal serupa yaitu bahwa embrio dari radikalisme adalah intoleransi.

Maka perlu pencegahan terhadap sikap intoleran sejak ini yaitu mulai dari keluarga dan pendidikan di sekolah. Hal ini juga bisa diartikan sebagai langkah awal untuk menangkal radikalisme.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini