Waspada, Kelompok Radikal Gunakan Agama Sebagai Daya Tarik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa kelompok radikal cenderung menggunakan agama karena hal itu sangat menarik bagi masyarakat. Maka tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan karena kelompok tersebut bisa merusak kerukunan dan persatuan antar umat beragama di Indonesia.

“Kelompok radikal yang berbasis ideologi menggunakan agama sebagai daya tarik, karena hal tersebut mampu menarik perhatian sebagian besar masyarakat,” kata Stanislaus Riyanta kepada Mata Indonesia News, Kamis 25 Februari 2021.

Padahal aksi kekerasan atau terorisme tidak selalu menggunakan agama, karena yang terpenting bagi pelaku teror adalah menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.

Maka pemahaman yang cenderung mengeneralisir teror hanya dianut oleh salah satu agama, merupakan persepsi yang keliru. Stanislaus menilai hal ini bisa berdampak pada penanganan yang salah.

“Rehabilitasi harus dilakukan kepada pelaku teror yang terbukti melakukan pelanggaran hukum. Sehingga, saat keluar dari penjara sudah clear dan tidak lagi menjadi virus berbahaya,” kata Stanislaus.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid pernah menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme itu ada di semua agama, aliran kepercayaan dan sekte sehingga harus diwaspadai oleh masyarakat.

Tidak ada monopoli radikalisme dan terorisme dalam satu agama karena semuanya menagajarkan tentang perdamaian, kasih dan sayang kepada setiap pemeluknya. Tidak ada satupun yang mengajarkan tentang kekerasan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini