Waspada Berlebihan Jauh Lebih Baik, Daripada Abai Tangani Pandemi Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari melalui akun YouTube-nya menilai pemberian vaksin kedua bahkan booster adalah kebijakan berlebihan karena Varian Omicron akan menjadi pandemi Covid-19 terakhir.

Namun, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr Zubairi Djoerban melalui pernyataan tertulisnya yang dikutip Rabu 19 Januari 2022 dalam menghadapi pandemi lebih baik waspada berlebihan.

“Bagi saya waspada berlebihan (bukan panik) jauh lebih baik ketimbang abai,” ujar Zubari.

Alasannya karena, dia tidak mau melihat koleganya sesama tenaga kesehatan (nakes) kewalahan seperti pertengahan Juli 2021.

Selain itu banyak masyarakat yang kehilangan keluarganya akibat lonjakan varian Delta yang sangat dahsyat hingga puncaknya mencapai angka lebih dari 56 ribu dalam satu hari.

Dia juga mengingatkan kondisi saat ini juga sudah harus menjadi perhatian karena sudah banyak berbeda di banding beberapa bulan lalu.

Misalnya pasien Covid-19 lebih dari 2000 dalam sebulan, kasus aktif telah mendekati 10.000, Wisma Atlet menambah tower isolasi, positivity rate merangkak naik di Jakarta 3,6 persen dan Indonesia 3,1 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini