Waspada, Ada Regenerasi Pasca Tewasnya Pimpinan Abu Sayyaf

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Regenerasi pasca tewasnya pimpinan Abu Sayyaf yakni Majan Sahidjuan alias Apo Mike bisa terjadi. Kematian satu atau dua anggota dalam kelompok teroris Abu Sayyaf tidak terlalu memengaruhi kekuatan mereka. Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa kematian Apo Mike tidak langsung melemahkan kelompok Abu Sayyaf.

“Regenerasi akan terjadi, kalau hanya 1-2 orang yang berkurang itu tidak melemahkan kekuakan mereka. Justru bisa semakin keras karena ada motif balas dendam,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Senin 22 Maret 2021.

Motif balas dendam memang bukanlah hal asing bagi kelompok teroris Abu Sayyaf. Sebelumnya kelompok ini sudah sering melakukan aksi balas dendam pasca diserang. Seperti yang terjadi pada bulan Februari 2021 lalu.

Sembilan wanita berhasil diringkus oleh aparat keamanan di beberapa rumah di Pulau Jolo, Filipina. Mereka ditangkap karena hendak meledakan bom pada pihak militer Filipina.

Petinggi militer Filipina Mayor Jenderal William Gonzales menegaskan bahwa upaya ini merupakan tindakan frustasi dari para teroris yang tersisa.

“Mereka bersedia mengorbankan keluarga mereka hanya untuk membalas pasukan pemerintah,” kata Gonzales.

Selain itu, wujud aksi balas dendam kelompok teroris ini juga terlihat pada tahun 2017 lalu. Saat itu Abu Sayyaf yang masih dipimpin Isnilon Hapilon mengeksekusi tujuh orang tawanan yang baru mereka culik.

Hal ini diduga sebagai motif balas dendam oleh salah satu petingginya bernama Furuji Indama terhadap para penebang kayu yang menghancurkan perkebunan karet miliknya.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini