MATA INDONESIA, JAKARTA-Seorang wartawan radio meninggal dunia usia ditembak oleh dua pria bersenjata saat keluar rumah pada Selasa 10 November 2020. Kedua penembak itu kabur menggunakan sepeda motor.
Insiden ini terjadi empat tahun setelah penyiar tersebut selamat dari percobaan pembunuhan sebelumnya. Demikian disampaikan kepolisian Filipina.
Virgilio Maganes (62), yang tinggal di Provinsi Pangasinan, ditembak enam kali dan meninggal di TKP.
Maganes adalah jurnalis ke-18 yang dibunuh sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada 2016, dan wartawan ke-190 sejak Ferdinand Marcos lengser pada 1986, menurut Serikat Jurnalis Nasional Filipina (NUJP).
Maganes selamat dari upaya pembunuhan sebelumnya setelah pura-pura mati.
“Kami menuntut pihak berwenang bekerja cepat untuk menangani kematiannya, yang mungkin terkait dengan upaya pembunuhan gagal pada 8 November 2016, ketika pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembaknya saat sedang mengendarai motor,” ujar NUJP dalam sebuah pernyataan, dilansir Aljazeera, Rabu 11 November 2020.
Pada kesempatan itu, para pria bersenjata meninggalkan catatan di tempat kejadian yang mengatakan: “Saya seorang pengedar narkoba, jangan macam-macam sama saya.”
Pesan seperti itu biasa ditemukan dalam aksi pembunuhan di luar proses hukum selama puncak perang Duterte melawan narkoba yang menyebabkan ribuan kematian.
Polisi mengatakan mereka belum menemukan motif pembunuhan Maganes. Setidaknya dua jurnalis lain terbunuh karena melakukan pekerjaan mereka pada tahun 2020, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), dan kedua kasus tersebut masih belum terpecahkan.
Satuan Tugas Kepresidenan untuk Keamanan Media menggambarkan pembunuhan itu sebagai “tindakan pengecut” dan bersumpah untuk memburu pelaku.
Sementara Menteri Kehakiman Menardo Guevarra mengatakan pembunuhan Maganes dan serangan 2016 akan diselidiki untuk memastikan apakah terkait dengan pekerjaannya sebagai jurnalis.
Filipina adalah salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk jurnalis dan media berada di bawah tekanan yang meningkat sejak Duterte terpilih sebagai presiden.