Warga Ukraina Terancam Kelaparan

Baca Juga

MATA INDONESIA, KIEV – Invasi Rusia ke Ukraina bukan hanya menghancurkan negara bekas bagian Uni Soviet saja, melainkan juga menewaskan ratusan warga sipil dan kini ancaman kelaparan mulai melanda.

Seorang pejabat Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa rantai pasokan makanan di Ukraina runtuh, dengan sebagian infrastruktur hancur dan banyak toko kelontong dan gudang kosong.

“Rantai pasokan makanan negara ini berantakan. Pergerakan barang melambat karena ketidakamanan dan keengganan pengemudi,” kata Koordinator Darurat WFP untuk krisis Ukraina, Jakob Kern dalam konferensi pers.

Kern juga mengaku prihatin mengenai situasi di kota-kota yang kini berada dalam kepungan pasukan Rusia, termasuk Mariupol. Ia mengatakan bahwa persediaan makanan dan air hampir habis dan konvoi tidak dapat memasuki kota pelabuhan tersebut.

Melansir English Al Arabiya, WFP dikabarkan membeli hampir setengah dari pasokan gandumnya dari Ukraina. Kern menambahkan bahwa krisis yang terjadi di Ukraina awal sejak invasi Rusia (24/3) telah mendorong harga pangan secara tajam.

“Dengan harga pangan global yang selalu tinggi, WFP juga prihatin dengan dampak krisis Ukraina terhadap ketahanan pangan secara global, terutama titik rawan kelaparan,” katanya, memperingatkan bahwa kelaparan tambahan berada di tempat lain.

Badan tersebut membayar tambahan 71 juta USD per bulan untuk makanan tahun ini karena inflasi dan krisis Ukraina, katanya, seraya menambahkan bahwa jumlah tersebut akan menutupi persediaan makanan untuk 4 juta warga Ukraina.

“Kami mengubah pemasok sekarang tetapi itu berdampak pada harga. Semakin jauh Anda membelinya, semakin mahal harganya,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Apresiasi Langkah Pemerintah Dalam Penegakan Hukum Kasus Korupsi

Jakarta - Pemerintah kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberantasan korupsi melalui langkah-langkah tegas dan progresif dalam penegakan hukum. Upaya ini...
- Advertisement -

Baca berita yang ini