MATA INDONESIA, JAYAPURA – Warga Papua menyambut gembira rencana pengaspalan Jalan Trans Papua. Jaminan pengaspalan ini disampaikan John Wempi Wetipo, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Wempi mengatakan bahwa jalan yang menjadi penghubung antara Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua itu memiliki panjang sekitar 70 kilometer. ”Tersisa sekitar 70 Km yang belum kita buka. Ada beberapa ruas baru juga yang akan kita buka. Sekarang konektivitas di Papua dan Papua Barat sudah dilakukan hampir 90 persen,” ujar Wamen Wempi.
Sebelumnya Kementrian PUPR telah mengerjakan jalan Trans Papua sekirat 3.500 Km. Wempi juga menjelaskan bahwa salah satu ruas yang akan dibuka adalah rute penghubung Kabupaten Teluk Wondama di Papua Barat menuju Kabupaten Nabire di Papua.
Ia juga mengatakan bahwa adanya kendala dalam pembangunan rute khusus Nabire menurut Jayapura.
”Ruas jalan dari Nabire menuju Jayapura yang melalui Waropen masuk sampai Sarmi itu sama sekali belum terhubung karena harus melalui kawasan hutan bakau. Untuk membangun jalan di rute tersebut investasinya sangat mahal,” kata Wempi.
Kementrian PUPR membuat rancangan rute jalan dari Nabire melalui pegunungan tengah Papua menuju Kabupaten Mamberamo Raya dan selanjutnya memotong ke arah utara menuju Sarmi hingga Jayapura. ”Sekarang kami lagi menghitung berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun jalan di pantura Papua itu,” kata Wempi.
Selain itu, Wamen Wempi juga membahas pemanfaatan pasir sisa tambang (tailing) dalam kunjungan kerjanya di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika.
Tailing ini kini diendapkan di kawasan dataran rendah Mimika dan akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembangunan infrastruktur, khususnya dalam mempercepat konektivitas jalan di Papua dan Papua Barat.