MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Korps Pengawal Revolusi Iran menyita sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan di perairan Teluk dan menahan awaknya. Hubungan kedua negara tengah berada dalam ketegangan, menyusul dana Iran yang dibekukan oleh sejumlah bank Korea Selatan karena sanksi Amerika Serikat.
Seoul mengonfirmasi penyitaan sebuah kapal tanker kimia berbendera Korea Selatan oleh otoritas Iran di perairan Oman. Negeri Ginseng pun menuntut agar Teheran segera membebaskan warganya.
Beberapa outlet media Iran, termasuk TV pemerintah, mengatakan Angkatan Laut Pengawal Iran menangkap kapal tersebut karena mencemari Teluk dengan bahan kimia.
“Menurut laporan awal oleh pejabat lokal, ini murni masalah teknis dan kapal dibawa ke pantai karena mencemari laut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, melansir Reuters, Selasa, 5 Januari 2021.
Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim menerbitkan sejumlah gambar yang menunjukkan speedboat Pengawal Iran mengawal kapal tanker HANKUK CHEMI, yang dikatakan membawa 7.200 ton etanol.
Anggota awak kapal yang ditahan termasuk warga negara Korea Selatan, Indonesia, Vietnam dan Myanmar. TV pemerintah Iran mengatakan kapal tanker itu ditahan di kota pelabuhan Bandar Abbas Iran. Kapal itu memiliki 20 anggota awak, menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Departemen Luar Negeri AS bahkan turun tangan, meminta Iran untuk segera melepaskan kapal tanker itu. Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain mengetahui insiden itu dan sedang memantau situasinya, kata juru bicara Rebecca Rebarich dalam menanggapi pertanyaan Reuters.
“Rezim terus mengancam hak navigasi dan kebebasan di Teluk Persia sebagai bagian dari upaya yang jelas untuk memeras masyarakat internasional agar mengurangi tekanan sanksi,” ucap seorang perwakilan Departemen Luar Negeri AS.
Insiden itu terjadi menjelang kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan ke Teheran. Khatibzadeh mengatakan kunjungan itu akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang, di mana para pejabat akan membahas permintaan Iran agar Korea Selatan mengeluarkan7 miliar USD, dana yang dibekukan di sejumlah bank Korea Selatan karena sanksi yang dijatuhkan AS.