MATA INDONESIA, NEW DELHI – Situasi pandemi virus corona di India kian mengerikan. Sebanyak 3.293 jiwa meninggal dunia dalam 24 jam untuk pertama kalinya, dengan kata lain sekitar 1 orang meninggal tiap 4 menitnya.
Hingga saat ini kasus infeksi virus corona di India mencapai angka 18,368,096 dengan angka kematian mencapai 204, 812. Angka ini diperparah lantaran stok oksigen yang langka.
Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengatakan orang-orang jatuh sakit lebih parah dan lebih lama dalam gelombang kedua infeksi virus corona di India, menambah tekanan pada sistem kesehatan.
Ia juga mengatakan bahwa gelombang di India saat ini sangat berbahaya dan sangat menular. Adapun mereka yang tertular tidak dapat pulih secepatnya.
Para ahli mengatakan harapan terbaik India adalah memvaksinasi populasinya yang besar dan pada Rabu (28/4), pemerintah membuka pendaftaran bagi semua orang yang berusia di atas 18 tahun untuk diberikan suntikan vaksinasi mulai Sabtu (30/4).
Tetapi India – yang merupakan salah satu produsen vaksin terbesar di dunia, belum memiliki stok untuk sekitar 600 juta orang yang memenuhi syarat. Sementara itu, warga yang mencoba mendaftar mengeluh tidak bisa online untuk mendaftar lantaran situs web berulang kali macet.
“Mencoba mendaftar dan memblokir slot untuk vaksinasi. Tetapi selalu gagal,” tulis Shourya Agarwal di akun Twitter-nya.
“Mereka memberi tahu kami bahwa vaksinasi tidak tersedia, karena vaksin belum tiba,” ungkap penduduk Mumbai Pushpa Goswami di pusat vaksinasi, menambahkan bahwa dia mendaftar tiga hari lalu.
Kepala Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Asia Selatan, Udaya Regmi, mengatakan dunia sedang memasuki fase kritis pandemi dan perlu vaksinasi tersedia untuk semua orang dewasa sesegera mungkin.
“Ini adalah etika dan keharusan kesehatan masyarakat. Ketika varian terus menyebar, pandemi ini masih jauh dari selesai sampai seluruh dunia aman,” kata Kepala Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Asia Selatan, Udaya Regmi.
Amerika Serikat mengirim pasokan senilai lebih dari 100 juta USD ke India, termasuk 1.000 tabung oksigen, 15 juta masker N95, dan 1 juta tes diagnostik cepat, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan. Dikatakan pasokan akan mulai tiba pada hari Kamis.