MATA INDONESIA, BRADENBURG – Flu babi muncul didaerah Amerika Utara pada saat musim semi tahun 2009 dan menyebar dengan sangat cepat ke negara lain. Oleh karenanya, WHO menyatakan Juni 2009, flu babi sebagai penyakit pandemi dunia dan baru berakhir pada Agustus 2010.
Kini kasus tersebut kembali muncul di Benua Eropa. Ya, kasus ketiga demam babi Afrika atau ASF dikonfirmasi selama akhir pekan di sebuah peternakan babi di negara bagian Bradenburg, Jerman timur, demikian diungkapkan pihak berwenang Jerman.
Kasus itu terjadi di sebuah peternakan kecil dengan empat babi di dalam zona pembatasan di mana penyakit itu umum di antara babi hutan, kata Kementerian Kesehatan negara bagian Brandenburg.
Namun, kasus ASF ditemukan di dua peternakan terdekat akhir pekan lalu. Pada September 2020, Cina dan sejumlah negara melarang impor daging babi yang berasal dari Jerman setelah kasus pertama dikonfirmasi pada hewan liar.
Melansir Yahoo News, Senin, 19 Juli 2021, penemuan di peternakan diperkirakan tidak memiliki dampak pasar yang besar karena ekspor daging babi Jerman sudah dilarang dari banyak importir di luar Uni Eropa.
Penyakit ini sejatinya tidak berbahaya bagi manusia tetapi berakibat fatal bagi babi. Sehingga banyak negara memberlakukan larangan daging babi dari daerah yang menderita penyakit tersebut.