MATA INDONESIA, JAKARTA -Â Perayaan Natal yang harusnya berlangsung khidmat dan penuh suka cita di Filipina berubah menjadi suram.
Pasalnya, badai topan Phanfone menghantam negara tersebut pada Rabu 25 Desember 2019, yang mengakibatkan listrik putus, angin kencang, hujan deras dan banyak rumah rusak.
Badai Phanfone yang termasuk dalam kategori 2 menurut Tropical Storm Risk itu meniupkan angin berkecepatan 120 km/jam dengan embusan mencapai 150 km/jam.
Sementara ini, lebih dari 4.000 orang telah dievakuasi dari wilayah Visayas Timur, Filipina pusat. Tidak ada laporan korban tewas.
“Akibat yang ditimbulkan tentu saja membuat kami amat bersedih karena ini hari Natal namun tidak terasa seperti Natal. Walaupun begitu, kami bersyukur bisa selamat. Tidak ada kerusakan parah yang dilaporkan,†kata salah satu pejabat berwenang di Filipina.
Lebih dari 20 ribu penumpang dan 157 kapal juga terlantar di dermaga pada Rabu ini, dan setidaknya 60 penerbangan domestik telah dibatalkan. Laporan media lokal menyebutkan bahwa 100 rumah di jalur badai topan tersebut rusak dalam semalam.
Rata-rata 20 fenomena topan terjadi di Filipina setiap tahun, disertai dengan badai mengerikan pada beberapa tahun belakangan. Sebagai kilas balik, dari 6.000 orang tewas dan 200.000 rumah rusak akibat topan Haiyan, badai topan terbesar yang menyebabkan tanah longsor di Filipina yang terjadi enam tahun lalu.