Waduh, Orang yang Terinfeksi Covid-19 Berpotensi Alami Pembekuan Darah!

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Sebuah studi menemukan bahwa seseorang dapat berada pada peningkatan risiko mengalami pembekuan darah yang serius hingga enam bulan setelah terinfeksi Covid-19.

Risiko deep vein thrombosis atau DVT meningkat secara signifikan selama tiga bulan setelah tertular virus corona, demikian menurut para peneliti.

Selama enam bulan setelah terinfeksi Covid-19, ada kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan pembuluh darah yang tersumbat di paru-paru, yang disebut emboli paru. Dan selama dua bulan orang berisiko lebih besar mengalami pendarahan.

Temuan yang diterbitkan dalam British Medical Journal, menunjukkan orang dengan masalah kesehatan mendasar paling berisiko, bersama dengan mereka yang memiliki gejala Covid-19 yang lebih parah.

Para peneliti juga menemukan risiko pembekuan darah menurun pada gelombang kedua dan ketiga pandemi. Mereka mengatakan ini bisa mencerminkan peran vaksin dan perawatan, terutama untuk orang tua, dalam mengurangi kemungkinan komplikasi.

Sebagai bagian dari penelitian, para ahli dari Universitas Umea di Swedia melihat data lebih dari satu juta orang di negara itu yang dites positif periode Februari 2020 dan Mei 2021.

Tim menganalisis risiko pembekuan pada periode setelah seseorang mengalami gejala, dibandingkan dengan jauh sebelum mereka dites positif dan lama setelah tanda-tanda Covid-19 menghilang.

Hasilnya, mereka menemukan peningkatan lima kali lipat dalam risiko deep vein thrombosis, 33 kali lipat peningkatan risiko emboli paru, dan hampir dua kali lipat peningkatan risiko perdarahan dalam 30 hari setelah infeksi Covid-19.

Ini berarti DVT pertama terjadi pada 401 pasien dengan COVID-19 dan 267 pasien tanpa selama periode waktu ini. Sementara itu, emboli paru pertama terjadi pada 1.761 pasien dengan virus dan 171 tanpa.

Sebanyak 1.002 pasien virus corona mengalami pendarahan pertama, dibandingkan 1.292 yang tidak terinfeksi. Risiko berlanjut untuk sebagian besar pasien hingga periode enam bulan.

“Temuan kami bisa dibilang mendukung tromboprofilaksis (pengobatan pencegahan) untuk menghindari kejadian trombotik, terutama untuk pasien berisiko tinggi, dan memperkuat pentingnya vaksinasi terhadap Covid-19,” tim peneliti menyimpulkan, melansir Sky News.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini