MATA INDONESIA, JAKARTA-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan ada dugaan kuota haji asal NTT dipakai oleh jemaah haji dari daerah lain.
Untuk itu dirinya meminta kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Nusa setempat untuk melakukan pembenahan secara serius.
Hal itu terbongkar, karena dia mendapat laporan dari salah satu ketua kloter jemaah haji asal NTT, bahwa banyak jemaah haji asal NTT tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga bicara pun menggunakan bahasa yang tidak dimengerti.
Juga ditemukan kiriman koper kosong dari Kupang, kemudian diambil di Surabaya.
“Banyak jemaah haji di NTT yang naik pesawat dari Surabaya. Pak Kakanwil, tolong cek hal ini secara serius. Hal-hal begini harus kita bersihkan dan benahi,” kata Viktor saat menerima Kakanwil Kementerian Agama NTT dan jajarannya di ruang kerjanya, Kupang, Kamis 18 Agustus 2022.
Menurut Viktor, sebenarnya tidak menjadi masalah jika calon haji itu merupakan warga dari daerah lain yang sudah lama bermukim dan mencari nafkah di NTT, karena mereka turut membangun perekonomian NTT.
Namun akan menjadi masalah jika calon jemaah haji tersebut dari daerah lain, kemudian menumpang dan mengambil jatah kuota haji asal NTT.
“Kuota kita sudah sangat terbatas, dan banyak masyarakat kita yang sudah kumpulkan uang bertahun-tahun untuk pergi naik haji. Tolong sampaikan hal ini kepada Menteri dan Dirjen yang urus hal ini supaya diperhatikan secara serius,” katanya.
Viktor menambahkan, penetapan kuota dan syarat-syarat calon haji memang menjadi tanggung jawab dan wewenang pemerintah pusat.
Namun Kemenag diminta harus aktif melakukan verifikasi, sehingga tidak hanya berpatokan pada pemenuhan syarat administrasi.
“Saya minta Pak Kakanwil untuk berkoordinasi dengan pemerintah Kota Kupang dan Dinas Kependudukan Catatan Sipil, untuk lakukan verifikasi faktual di lapangan. Cek KTP-nya dan tinggal di mana di Kota Kupang. Ini jadi dasar laporan dan bukti kita ke Menteri Agama,” ujarnya.
Viktor Laiskodat mengaku akan membicarakan hal ini dengan Presiden Joko Widodo, sehingga kuota NTT tidak diisi oleh calon haji dari provinsi lain. “Jangan orang dari daerah lain yang ambil jatah kuota dari NTT,” tambahnya.