MINEWS, JAKARTA-Wabah virus otak menyerang anak-anak di negara bagian Bihar, India. Dikabarkan lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat virus tersebut.
Sejak awal Juni 2019, wabah Sindrom Ensefalitis Akut, Acute Encephalitis Syndrome (AES) sudah menyebar.
Menurut pejabat-pejabat kota Muzaffarpur di Bihar seperti dikutip media Press Trust of India, sebanyak 85 anak telah meninggal di rumah sakit pemerintah terbesar di negara bagian tersebut, Sri Krishna Medical College and Hospital (SKMCH). Sedangkan 18 anak lainnya meninggal di sebuah rumah sakit swasta.
Pejabat kesehatan Ashok Kumar Singh mengatakan seperti dikutip kantor berita AFP, sebagian besar korban mengalami penurunan glukosa darah secara mendadak.
Diketahui, wabah virus otak ini terjadi tiap tahun selama bulan-bulan musim panas di wilayah yang sama sejak tahun 1995, yang bertepatan dengan musim leci.
Beberapa tahun lalu, para peneliti Amerika Serikat mengatakan bahwa penyakit otak tersebut mungkin terkait dengan bahan beracun yang ditemukan dalam buah leci. Disebutkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan penyebab penyakit yang menyebabkan kejang, mengubah kondisi mental dan kematian di lebih dari sepertiga kasus.
Dikenal secara lokal sebagai Chamki Bukhar, penyakit ini telah merenggut 150 nyawa pada tahun 2014 lalu. Bihar merupakan salah satu negara bagian termiskin di dunia dan dihuni oleh hampir 100 juta jiwa penduduk.
Negara bagian di India utara ini kini tengah dilanda gelombang panas yang telah menewaskan 78 orang dimana sebagian besar berumur di atas 50 tahun.
Gelombang panas dengan suhu udara sekitar 45 derajat Celsius ini melanda tiga distrik di wilayah tersebut sejak Sabtu (15/6) lalu. Lebih dari 130 orang tengah menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit akibat sengatan panas.