MATA INDONESIA, NEW YORK – Beberapa ahli mengatakan, virus corona varian Omicron berpotensi 500 persen lebih menular daripada varian sebelumnya, Delta. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan Omicron mengkhawatirkan.
Strain B.1.1.529 dari virus corona ditemukan pertama kali di negara-negara Afrika selatan, khususnya Bostwana. Sejumlah negara di dunia pun langsung mengambil langkah, larangan masuk bagi wisatawan yang berasal dari negara-negara Afrika selatan.
“Ya Tuhan — varian baru # B11259 yang mungkin 500% lebih menular secara kompetitif adalah statistik yang paling mengejutkan,” kicau ahli epidemiologi Dr Eric Feigl-Ding dalam akun Twitter, melansir Yahoo News.
“500% lebih menular untuk #B11529 benar-benar membuat kaget. Semoga data awal ini salah. Sebenarnya kita BENAR-BENAR ingin data awal ini salah… karena kalau tidak salah… itu bencana,” kata Dr Feigl-Ding di Tweet lain.
Meskipun hanya dilacak selama tiga hari terakhir, varian Omicron diidentifikasi memiliki 30 mutasi berbeda. Sebagai perbandingan, itu dua kali lebih banyak dari varian Delta, yang telah menyebabkan wabah besar-besaran di seluruh dunia.
Varian baru memiliki konstelasi mutasi baru, kata Tulio de Oliveira, dari Jaringan Pengawasan Genomik di Afrika Selatan, yang telah melacak penyebaran varian Delta di negara tersebut.
“Jumlah mutasi yang sangat tinggi menjadi perhatian untuk prediksi penghindaran dan penularan kekebalan. Kita bisa melihat varian itu berpotensi menyebar sangat cepat,” kata de Oliveira.
“Kami berharap untuk mulai melihat tekanan dalam sistem perawatan kesehatan dalam beberapa hari dan minggu ke depan,” sambungnya.
De Oliveira menambahkan bahwa tim ilmuwan dari tujuh universitas di Afrika Selatan sedang mempelajari varian tersebut. Mereka memiliki 100 genom utuh dan berharap memiliki lebih banyak lagi dalam beberapa hari ke depan, katanya.
“Kami prihatin dengan lompatan evolusi dalam varian ini,” katanya menambahkan bahwa kabar baiknya, itu bisa dideteksi dengan tes PCR.