MATA INDONESIA, JAKARTA – Kekhawatiran usai Lebaran kasus Covid-19 akan melonjak lagi. Hal ini karena masa Lebaran erat kaitannya dengan mudik dan kumpul bersama keluarga. Apalagi pemerintah sudah mengizinkan mudik meski dengan syarat vaksin dan booster.
Ahli Epidemiologi Griffith Australia, Dicky Budiman, menyatakan bahwa sebelum lebaran akselerasi vaksinasi di Indonesia harus mencapai 80 persen untuk vaksinasi dosis 2 dan 25 persen untuk vaksinasi booster.
Saat ini cakupan vaksinasi dosis 2 sudah 75 persen. Sementara booster baru 8,7 persen. ”Saya sangat mengharapkan akselerasi vaksinasi 2. Kalau bisa sebelum lebaran 80%, kemudian vaksin boosternya 25%. Wah itu memang sebetulnya kurang ideal tapi setidaknya cukup memadai dalam jangka pendek ini,” kata Dicky, Kamis 24 Maret 2022.
Selain itu, memasuki arus mudik Lebaran nanti, sangat perlu penguatan dari berbagai aspek seperti kesadaran penerapan prokes, moda transportasi dan kesiapan infrastruktur yang ada.
Dicky juga menjelaskan bahwa perlu ada kepastian moda transportasi selama masa mudik Lebaran harus memperkuat protokol kesehatan dan meningkatkan kualitas udara yang baik.
”Moda transportasi nanti pada masa mudik maupun selama ramadan itu harus betul-betul memperkuat protokol kesehatannya. Harus memperbaiki atau meningkatkan kualitas udara indoor seperti di kereta dan bis dengan sirkulasi ventilasi yang baik,” katanya.
Selain itu, kombinasi Air Conditioner (AC) dengan sedikit membuka jendela juga dapat meningkatkan sirkulasi udara
”Ini juga yang penting. Terkadang kombinasi AC dengan kombinasi sedikit membuka jendela akan meningkatkan sirkulasi udara,” katanya.
Tentunya selama masa mudik Lebaran nantinya kekebalan imunitas tubuh dari vaksinasi sangat butuh untuk mencegah penularan Covid-19.
Dicky juga menjelaskan mengenai kriteria masyarakat yang dapat melaksanakan mudik Lebaran. ”Orang yang mau mudik harusnya yang sudah vaksinasi penuh, tidak bergejala, tidak kasus kontak,” katanya.
