Usai Setahun Absen, Istri Pemimpin Korut Tampil di Publik

Baca Juga

MATA INDONESIA, PYONGYANG – Sempat diterpa berbagai isu tak sedap, istri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, Ri Sol Ju untuk yang pertama kalinya tampil di hadapan publik. Ia terlihat bersama sang suami di salah satu konser terbesar di Korea Utara.

Surat kabar resmi Partai Pekerja, Rodong Sinmun, merilis foto pasangan Kim Jong Un dan Ri Sol Ju di acara tersebut untuk menandai ulang tahun mendiang ayah Kim yang notabene merupakan mantan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il.

Ri memang kerap menemani Kim ke acara-acara publik besar. Akan tetapi, ia tak terlihat sejak acara liburan Tahun Baru Imlek pada Januari tahun lalu. Hal ini memicu berbagai isu tak sedap, terutama soal kesehatan dan kehamilannya.

Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Ri tampaknya menahan diri dari kegiatan di luar untuk mencegah tertular infeksi virus corona dan lebih memfokuskan diri dengan bermain bersama anak-anak mereka. NIS meyakini Ri dan Kim memiliki tiga anak.

Korea Utara belum mengonfirmasi kasus virus corona, tetapi NIS mengatakan wabah tidak dapat dikesampingkan karena Korea Utara memiliki pertukaran aktif dengan Cina – negara di mana virus pertama kali muncul, sebelum menutup perbatasan awal tahun lalu.

Ri dan Kim terlihat tersenyum saat menyaksikan konser di Teater Seni Mansudae di ibu kota Pyongyang. Tidak seperti beberapa peristiwa sebelumnya, sosok Ri tidak pernah ada dalam foto yang diterbitkan oleh Rodong Sinmun, tak mengherankan bila Ri kemudian diterpa berbagai isu.

Rodong Sinmun juga melaporkan bahwa Kim mengunjungi Istana Matahari Kumsusan, di mana jenazah ayah dan kakeknya yang dibalsem. Kim turut meletakkan karangan bunga untuk peringatan tersebut, yang disebut Hari Bintang Cemerlang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini