Usai Heathrow, Bandara Narita Siapkan Tes Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bandara terbesar di Jepang, Narita International Airport resmi membuka laboratorium PCR untuk wisatawan melakukan tes Covid-19 secara langsung di dalam area bandara.

Laboratorium atau fasilitas pengujian virus Corona mulai dibuka pada Senin (1/11) dan dikhususkan untuk wisatawan yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebagaimana diketahui, sejumlah negara meminta para penumpang yang datang menyerahkan bukti tes bahwa mereka terbebas dari virus Covid-19.

Langkah ini ditempuh oleh pemerintah Jepang untuk kembali membuka aktivitas perjalanan internasional. Jepang sendiri mulai melonggarkan pembatasan perjalanan untuk sembilan negara dan wilayah Asia.

Melansir Reuters, Selasa, 3 November 2020, laboratorium pengujian tes virus Corona diprakarsai oleh Nippon Medical School Foundation. Hasil tes akan keluar 6 jam setelah pengambilan sampel dan ditargetkan dapat 2 jam lebih cepat pada akhir November.

Akan tetapi, tes virus Corona di Bandara Narita tidak ditanggung oleh pihak asuransi. Untuk biaya tes PCR, menelan biaya sebanyak 46.599 Yen atau sekitar 6,5 juta Rupiah.

Saat ini Jepang mulai perlahan membuka perbatasan dengan sejumlah negara di kawasan Asia. Akan tetapi, warga dari 150 negara lainnya, masih harus bersabar karena belum mendapatkan izin masuk ke Jepang.

Sementara wisatawan dari negara yang mendapat izin masuk, tetap harus menjalani tes virus Corona. Sejauh ini, angka kasus infeksi virus Corona di Negeri Sakura mencapai 100 ribu kasus dengan 1,773 kematian dan membuat Jepang dianggap berhasil menekan angka penyebaran virus Corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini