Usai Afghanistan, Lebanon Dipastikan Gelap Gulita

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIRUT – Pejabat Lebanon mengungkapkan bahwa negara tersebut dilanda krisis kegelapan menyusul kurangnya pasokan bahan bakar yang memaksa dua pembangkit listrik terbesarnya ditutup.

“Jaringan listrik di Lebanon benar-benar berhenti bekerja pada siang hari ini, dan sepertinya tidak akan berfungsi sampai Senin depan atau selama beberapa hari,” kata pejabat itu, melansir Reuters, Minggu, 10 Oktober 2021.

Perusahaan listrik negara mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa pembangkit termoelektrik di pembangkit listrik Zahrani telah berhenti. Sementara pabrik Deir Ammar berhenti pada Jumat (8/10).

“Penutupan kedua pembangkit listrik itu secara langsung mempengaruhi stabilitas jaringan listrik dan menyebabkan pemadaman total, tanpa kemungkinan untuk melanjutkan operasi untuk sementara waktu,” kata pernyataan itu.

Tentara Lebanon setuju untuk menyediakan 6.000 kiloliter minyak gas yang didistribusikan secara merata di antara dua pembangkit listrik, kata perusahaan listrik negara itu. Jumlah ini akan mengamankan kekuasaan di Lebanon selama tiga hari, tambah pernyataan tersebut.

Banyak orang Lebanon biasanya mengandalkan generator pribadi yang menggunakan diesel, meskipun pasokannya terbatas. Lebanon telah dilumpuhkan oleh krisis ekonomi yang semakin dalam karena pasokan bahan bakar impor telah mengering. Sementara mata uang Lebanon telah turun 90 persen sejak 2019.

Sebelumnya, ibu kota Afghanistan, Kabul, terancam gelap gulita saat musim dingin tiba. Hal ini dikarenakan sang penguasa baru, Taliban, belum membayar tagihan impor listrik dari para pemasok di Asia Tengah.

Situasi ini jelas akan menjadi bencana kemanusiaan baru, kata Daud Noorzai yang mengundurkan diri sebagai Chief Executive Office (CEO) of Da Afghanistan Breshna Sherkat (DABS), perusahaan monopoli energi Afghanistan, dua pekan setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus 2021.

“Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul. Akan ada pemadaman dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal listrik dan telekomunikasi. Ini akan menjadi situasi yang sangat berbahaya,” kata Noorzai, melansir Fox News.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini