MATA INDONESIA, JAKARTA-Inovasi terus dikembangkan oleh para peneliti di lingkungan kampus di Indonesia. Setelah Genose, Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, kini tim peneliti Universitas Padjajaran (Unpad) memperkenalkan alat tes cepat atau Rapid test antigen untuk skrining covid-19, yang diberinama CePAD.
Dalam presentasinya, Muhammad Yusuf dari tim pengembang CePAD mengungkapkan, CePAD memiliki sensitivitas hingga 85 persen, spesifitas mencapai 83 persen, serta akurasi 84 persen. Angka ini sudah setara dengan persyaratan dari WHO yaitu di atas 80 persen.
“Kami telah melakukan uji di laboratorium, kami menentukan bahwa limit deteksi dari metode ini adalah 5 nanogram per mililiter. Setelah kami bandingkan dengan review terbaru yang membandingkan tujuh rapid antigen komersil, ternyata hasilnya setara,” kata Yusuf.
Yusuf menambahkan, berdasarkan bahan baku antigen atau antibodi produksi lokal, ke depannya mereka akan mengembangkan vaksin pasif atau terapi, serta uji antigen melalui air liur.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro berharap, keberadaan CePAD diharapkan dapat mengurangi impor alat tes cepat antigen.
“Sebentar lagi pengembangannya akan menghasilkan bahan baku yang bersumber bahan mentah asli Indonesia, untuk dapat digunakan dalam pembuatan antigen domestik,” kata Bambang dalam konferensi pers virtual.
Bambang mengatakan bahwa tes cepat antigen sudah mendapatkan rekomendasi penggunaan oleh World Health Organization (WHO) dan Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia.
Menristek juga menyebut, CePAD sendiri sudah dipakai di beberapa rumah sakit seperti RS Pendidikan Unpad, Laboratorium Kesehatan Pemprov Jabar, dan RS Santosa Bandung.
“CePAD ini sudah dilengkap dengan sistem trace, yaitu barcode yang dihubungkan dengan NIK, sehingga mempercepat aksi untuk penanganan orang terdeteksi positif atau membantu proses tracing dan tracking,” kata Bambang.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan izin edar untuk alat tes cepat antigen ini. Bambang juga mengatakan bahwa kapasitas produksi CePAD saat ini sebanyak 500 ribu per bulan.
“Kisaran harganya sekitar 120 ribu per alat,” kata Bambang.”Sehingga relatif terjangkau untuk tempat-tempat yang ada mobilitas tinggi.”