UNHCR: Kebakaran di Kamp Rohingya Menyedihkan

Baca Juga

MATA INDONESIA, DHAKA – Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNHCR mengatakan bahwa kebakaran di kamp pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh sangat menyedihkan.

UNHCR juga mengungkapkan anak-anak sedang mencari orangtua mereka, dalam trauma lain bagi keluarga yang melarikan diri dari tanah kelahiran mereka di Myanmar Barat ketika militer melakukan tindakan represif terhadap Muslim Rohingya.

“Ini adalah situasi yang sangat sulit dan hati kami tertuju kepada ribuan pengungsi yang pernah mengalami bencana lain,” kata pejabat UNHCR, Ita Schuette dalam pesan video yang diposting di Twitter dari Cox’s Bazar.

Pekerja bantuan mencari cara untuk menyatukan kembali keluarga Muslim Rohingya yang terpisah akibat kebakaran hebat yang menyapu pemukiman pengungsi terbesar di dunia di Bangladesh.

Kebakaran hebat ini memaksa 45 ribu pengungsi meninggalkan kamp pengungsian. Api membakar kamp sempit di distrik Cox’s Bazar di Bangladesh tenggara pada Senin (22/3) dan menewaskan 15 pengungsi dengan ratusan lainnya hilang, laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Setidaknya 15 orang tewas dalam kebakaran besar yang melanda kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. Sementara 400 pengungsi dilaporkan hilang, kata badan pengungsi PBB, UNHCR.

“Kebanyakan orang berpencar ke kamp lain untuk tinggal bersama teman atau kerabat,” kata Manajer Negara untuk kelompok bantuan Catholic Relief Services, Snigdha Chakraborty, melansir Reuters, Rabu, 24 Maret 2021.

“Kami harus memastikan bahwa setiap anak yang terpisah dari keluarganya selama evakuasi dapat segera berkumpul kembali,” sambungnya.

Sekitar 1 juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp di Cox’s Bazar dengan sedikit harapan untuk kembali ke rumah mereka di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Mereka juga menerima penolakan di tanah kelahiran dan menghadapi berbagai penganiayaan.

Beberapa saksi mata mengatakan bahwa pagar kawat berduri di sekitar kamp telah menjebak banyak pengungsi dan melukai beberapa orang. Organisasi Kemanusiaan, Refugees International memperkirakan 50 ribu orang telah mengungsi.

Beberapa badan kemanusiaan internasional telah menyerukan pencabutan kawat. Akan tetapi, wakil pejabat pemerintah Bangladesh, Mohammad Shamsud Douza yang bertanggung jawab atas para pengungsi mengatakan bahwa pemagaran itu bukan masalah serius.

Bangladesh telah mencoba memindahkan 100 ribu Muslim Rohingya ke pulau terpencil dan rawan banjir di Teluk Benggala. Namun, kebijakan ini menuai kontroversi, mengingat pulau Bhasan Char rawan banjir dan merupakan dataran rendah yang baru muncul ke permukaan sekitar 20 tahun lalu.

Selain itu, pulau ini juga berisiko dilanda badai, sehingga mereka menegaskan untuk tidak memindahkan para pengungsi Rohingya ke pulau tersebut. Meskipun demikian, fakta di lapangan, Bangladesh telah memindahkan lebih dari 13 ribu pengungsi Rohingya ke pulau tersebut sejak Desember.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini