UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional, harus Didukung Agar Bangkit

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus dimanjakan oleh pemerintah agar bisa bangkit di tengah pandemi. Hal itu dilakukan karena merupakan salah satu sektor yang menjadi peyangga perekonomian nasional.

“Dalam situasi pandemi covid-19 ini, kami mendorong agar UMKM diberikan bantuan langsung tunai dan bantuan modal. Salah satunya melalui kelompok binaan UMKM usAHA,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa 1 Februari 2022.

UMKM merupakan sektor penting dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 61 persen dan menyerap tenaga kerja hingga 97 persen, kontribusi terhadap investasi 60 persen dan terhadap ekspor nonmigas sebesar 16 persen.

“UMKM menjadi penyangga dalam berbagai krisis ekonomi, termasuk dalam menjaga lapangan kerja pada masa pandemi covid-19,” katanya.

Sebelumnya, Airlangga melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah menemui puluhan anggota Kelompok UMKM usAHA di Desa Kulon, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pada kesempatan itu, Airlangga yang merupakan pembina Kelompok UMKM usAHA itu berdiskusi dengan Sutia (39) bersama suaminya Muhammad Faridudin (40), pemilik usaha pengolahan nata de coco dan dihadiri sebanyak 20 UMKM lainnya.

Nata de coco merupakan sejenis makanan yang dibuat dari hasil fermentasi air kelapa. Sutia mengaku merasa gugup saat menunggu kedatangan Airlangga ke rumahnya.

Namun, suasana mencair ketika Airlangga singgah di stan UMKM miliknya. Sambil berbincang mengenai omzet penjualan yang diperoleh dan kendala yang dihadapi Sutia selama berusaha, Airlangga pun sempat mencoba cara mengemas nata de coco menggunakan mesin press plastik.

Usaha Melati nata de coco dirintis oleh Sutia dan suaminya sejak 2014, ketika suaminya terkena PHK. Sejak itu, dengan bermodal dari hasil penjualan tanah ia memilih berusaha membuat nata de coco.

Awalnya, hasil produksi usaha pengolahan nata de coco dijual berkeliling dari rumah ke rumah, hingga menjual ke beberapa pasar lokal di Kota Semarang, Salatiga, Kendal, dan Solo.

Pada 2018, usaha Sutia mulai mapan dan memiliki sejumlah karyawan. Namun, saat pandemi covid-19 melanda Indonesia pada 2020, sebagian besar UMKM merasakan dampak negatif, termasuk usaha miliknya.

Selama pandemi pesanan nata de coco milik Sutia mengalami penurunan, sehingga berpengaruh pada pendapatan.

Biasanya dalam satu minggu ia mendapat penghasilan Rp700.000, namun akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pendapatannya menurun yaitu hanya sebesar Rp250.000 per minggu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini