MINEWS, JAKARTA– Delapan kesepakatan tertuang dalam hasil Multaqo yang sebelumnya digagas oleh para ulama, habaib dan cendekiawan muslim di Jakarta, Jumat 3 Mei 2019. Kesepakatan ini dibuat agar tidak ada lagi perpecahan dan perbedaan mengenai ideologi atau pandangan hidup sesama manusia.
Diketahui bersama, proses politik nasional Pemilu 2019 diwarnai oleh upaya dan manuver kelompok tertentu yang mempolarisasi bangsa termasuk ummat, untuk kepentingan sempit. Mereka menerapkan strategi menekankan perbedaan identitas askriptif yang dapat saling dibenturkan satu sama lain.
Dalam keterangan pers yang diterima MINEWS.ID, delapan kesepakatan Multaqo Ulama, Habaib dan Cendekiawan Muslim itu antara lain:
1. Kami menegaskan kembali ijma/kesepakatan para pendiri bangsa yang di dalamnya termasuk ‘alim ulama terkemuka, bahwa bentuk bangunan kenegaraan yang sejalan dengan ajaran islam yang rahmatan lil ‘alamin di bumi Indonesia adalah NKRI.
Adapun dasar negara yang sejalan dengan ajaran islam rahmatan lil ‘alamin di atas, adalah pancasila. Dalam kaitan ini, kami meneguhkan kesetiaan kepada NKRI dan Pancasila yang secara nyata bersesuaian dengan ajaran islam.
2. Kami mengajak seluruh ummat islam untuk menyambut datangnya bulan suci ramadan 2019 seraya bersama-sama meningkatkan ukhuwah islamiyah, menjalin silaturahmi, menghindari fitnah dan perpecahan, serta saling memaafkan.
Melalui rekonsiliasi di atas, insyaallah akan memasuki bulan suci ramadan dalam keadaan damai, penuh kesucian dan kekhusyuan. Dengan demikian, kita semua insyaallah akan mendapatkan ampunan dan kemenangan di hari raya Idul Fitri nanti.
3. Kami mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan, perdamaian, dan situasi yang kondusif, dengan mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain, daripada menonjolkan perbedaan yang bersifat kontra produktif. Sehingga, selama dan sesudah ramadan akan mampu menjalankan ibadah dengan kualitas yang lebih baik, disertai keberkahan dari allah swt.
4. Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menghindari dan menangkal aksi-aksi provokasi dan kekerasan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, selama dan sesudah bulan suci ramadan. Karena, hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah di bulan suci Ramadan.
5. Kami mengajak seluruh umat islam di Indonesia untuk senantiasa mentaati tata peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI, sebagai pengejawantahan hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintahan yang sah (ulil amri).
6. Kami mengajak seluruh umat islam di Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi-aksi inkonstitusional, baik langsung maupun tidak langsung. Tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran islam dan dapat mengarah kepada tindakan “bughotâ€.
7. Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk saling fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan), guna meningkatkan kekuatan ekonomi ummat dalam rangka berpartisipasi dalam tranformasi masyarakat dunia menuju era digital, big-data, interkonektifitas, dan berjayanya teknologi mikro.
Dengan demikian, umat islam di Indonesia dapat turut serta secara aktif dalam proses mengentaskan kemiskinan, mengatasi ketimpangan serta mengejar ketertinggalan penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Kami mengumumkan kepada seluruh umat Islam di Indonesia bahwa kegiatan multaqo ini akan dilakukan secara terus-menerus dalam rangka mengawal implementasi kesepakatan yang dibuat pada hari ini.
Multaqo ini dihadiri 1500 orang peserta dari para ulama sepuh, berbagai ormas, para habaib, para cendekiawan muslim dari seluruh daerah di Indonesia.
Hadir tokoh dan ulama diantaranya KH Maimun Zubair, Habib Lutfi bin Yahya, Prof Dr. Said Aqil Siraj, TG Turmudi Badarudin, KH Anwar Iskandar, dan lain sebagainya. Disertai juga diskusi panel dari para cendekiawan muslim seperti Prof Dr Nasaruddin Umar, Prof. Maskuri Abdulillah, KH Masdar F Mas’udi, Habib Salim Jindan, dan lain-lain. Bertindak sebagai moderator adalah Dr Najib Burhani.
Acara multaqo berikutnya akan diselenggarakan pada semester-2 di tahun 2019 ini. Untuk itu, pihaknya mengajak umat Islam seluruh Indonesia melakukan sosialisasi hasil multaqo pertama ini melalui berbagai forum kegiatan.